“Perilaku Suami Saya” by Winda

Perilaku Suami (Image from: www.detik.com)

Perilaku Suami (Image from: www.detik.com)

Suami saya seorang pengusaha tampan. Tak ayal banyak wanita yang mencoba mengejarnya walaupun mereka tahu kalau suami saya sudah punya istri.

Tiap kali saya tanya apa ada wanita lain jawabannya “Aku kalau satu ya satu”. Alasan saya menanyakan hal itu karena hampir setiap hari saya lihat ada sms masuk dari perempuan lain (lebih dari 3 orang) yang menawarkan diri untuk melayani suami saya dengan harapan mendapatkan uang. Jawaban suami saya saat saya tanyakan perihal sms tersebut ”Nggak pernah saya balas dan ladeni”. Tapi kecurigaan di hati saya tak kunjung hilang.

Suatu hari suami saya pamit pada saya kalau dia akan ke rumah sakit. Saya sedikit tidak percaya. Makanya saya ikuti dia untuk mengobati rasa penasaran saya.  Dan ternyata kecurigaan saya benar, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri suami saya masuk di sebuah hotel bersama seorang wanita dan mereka melakukan hubungan suami istri.
Hati saya benar-benar hancur saat mengetahuinya. Saya ingin mengakhiri pernikahan saya detik itu juga. Tapi suami saya meminta maaf dan janji tidak akan melakukan itu lagi. Saya yang masih cinta dan ingin mempertahankan pernikahan kami, sulit sekali untuk tidak memaafkannya.

Saat ini saya jadi selalu menaruh curiga pada suami saya. Apakah dia benar bisa berubah? karena suami saya termasuk orang yang suka sekali melakukan hubungan suami istri. Hampir setiap hari dia memintanya pada saya dan saya selalu melayaninya dengan setulus hati. Tapi pada kenyataannya dia masih merasa kurang.

Apa yang harus saya lakukan?
Mohon solusi dari pembaca…

Suami Saya LEBIH DARI MARIO TEGUH

Mario Teguh, salah satu motivator di Indonesia yang saat ini sedang naik daun. Show-nya setiap seminggu sekali tayang di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Melalui kata-katanya, secara langsung ataupun tidak langsung Mario Teguh mampu memotivasi sebagian orang di Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Suami Saya (Marvin Sitorus)

Suami Saya (Marvin Sitorus)

Lain Mario Teguh, lain pula suami saya. Orang luar melihat suami saya sebagai sosok yang “slenge’an” dan kadang suka seenaknya sendiri. Ya, memang begitu adanya. Apalagi kalau orang sudah ngobrol dengan suami saya, pasti nggak bakalan ada yang percaya kalau suami saya (menurut saya) juga salah satu motivator yang handal. Gimana bakalan percaya, kalau udah ngobrol sama orang lain, suami saya seringkali membubuhi dengan kelakarnya yang bisa membuat semua orang yang mendengarnya tertawa.

Akan tetapi, setelah sekian tahun saya mendampingi suami saya, saya melihat sisi lain dari dirinya. Saya menemukan bahwa suami saya bisa juga dikategorikan sebagai motivator.

Jadi begini, saat ini untuk mendukung usaha kami, kami memiliki dua driver tetap dan beberapa driver freelance. Setelah mereka pulang kerja, kadang mereka ngobrol dengan suami saya. Nah saya seringkali mencuri dengan obrolan driver-driver itu dengan suami saya.

Memang, di satu sisi suami saya sangat humoris. Tapi ada sisi lain dalam dirinya yang kalau sudah bicara serius, bisa mencuci otak orang lain. Hal inilah yang diterapkannya jika sedang ngobrol serius dengan para driver kami.

Suami saya tidak ingin driver-driver kami hanya mentok di profesi itu. Suami saya ingin suatu saat nanti mereka bisa mandiri dan menjadi mitra kerja kami yang setara. Karena menurutnya, yang namanya hidup harus ada perubahan. Dan perubahan tersebut haruslah menuju yang lebih baik.

Dengan caranya, suami saya mampu mencuci otak driver-driver kami yang dulunya hanya berpikiran (maaf) kuli menjadi memiliki sedikit pemikiran untuk bisa menjadi pengusaha supaya hidupnya nanti bisa menjadi lebih baik. Selain “mencuci otak” driver kami, suami saya juga mengarahkan mereka bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang pengusaha. Nah disinilah saya menilai kalau suami saya LEBIH DARI Mario Teguh.

Mengapa saya menyimpulkan demikian? Karena menurut saya, suami saya benar-benar mengantarkan orang lain untuk meraih suksesnya, tidak hanya sekedar ngomong doang begini-begitu.

Suami saya melakukan semua itu karena dia berkaca dari Oma dan Opanya dulu. Oma dan Opa suami saya memiliki beberapa abdi yang setia. Tapi setelah Oma dan Opa suami saya meninggal, abdi-abdi tersebut hidupnya menjadi tidak jelas. Nah, dari situlah suami saya bertekad kalau ada orang yang bekerja dengannya, dia akan menjadikan orang itu mandiri. Supaya jika suatu saat nanti mereka sudah tidak bekerja lagi dengan suami saya, mereka bisa hidup mandiri. Sungguh mulia bukan?

Di mata saya, suami saya LEBIH DARI Mario Teguh. Dan ia merupakan salah satu motivator yang handal.

“Tentang Suami Saya” by Olivia

Saya wanita, sudah menikah tanpa dikaruniai seorang anak pun. Saya ingin menceritakan tentang suami saya.

Suami saya kalau lagi emosi sering bilang cerai atau tidak butuh kamu lagi. Itu memang sifatnya krn sy tau dia juga sering begitu kalau sedang marah dengan keluarganya (kakaknya/bapaknya). Dia sering bilang “kamu bukan siapa-siapaku lagi, aku gak butuh kamu lagi.”

Setelah baikan biasanya dia bilang itu hanya dimulut saja karena emosi. Selalu begitu kejadiannya dan setelah itu dia pasti baik lagi, begitu juga yang terjadi dengan keluarganya.

Namun, selain “ringan kata”, suami saya orangnya juga susah diajak bicara dari hati ke hati, jadi saya sulit menyampaikan bahwa saya tidak bisa diperlakukan sama seperti keluarganya. Menurut saya, keluarga kan selamanya akan tetap menjadi keluarga walaupun salah satu emosi bilang sudah bukan siapa-siapa lagi, sedangkan saya tidak bisa diperlakukan seperti itu terus… Seringkali kata-kata tersebut masuk ke perasaan (hati) dengan sendirinya…

Tabiat suami saya yang lain yang tidak saya suka adalah, suami saya termasuk orang yang mau menang sendiri dan tidak mau disalahkan walaupun seringkali dia yang salah. Jadi selalu saya yang minta maaf untuk menyelamatkan hubungan.

Semua hal tersebut lambat laun berpengaruh pada perasaan saya. Lama2 saya merasa dia bukan suami ideal. Dan itu berlanjut kepada ketidakbisaan saya menikmati hubungan badan dg dia, saya selalu merasa melayani orang lain bukan suami. Lama-lama suami saya tahu kalau saya terpaksa melakukannya.

Oh iya, satu hal lagi, saya muslim dan suami saya ternyata hanya islam KTP. Dia percaya pada Kepercayaan Terhadap Tuhan YME tapi juga punya sandaran orang pintar yang selalu dijadikan andalan kalau ada masalah pekerjaan dan sebagainya, dan hal ini saya sangat tidak suka dan tidak cocok.

Sekarang kami sedang pisah rumah. Saya bimbang apakah harus menyelamatkan pernikahan atau secepatnya mengakhiri dan memulai hidup baru. Karena sejujurnya saya masih menyayangi dia sebagai bagian dari keluarga dan kasihan kalau dia harus hidup sendirian, apalagi dengan sifatnya itu mungkin akan akan sulit menemukan orang yang bisa menerima dia.

Ada satu hal lagi, dia juga punya penyakit serius yang kemungkinan tidak ada yang akan mau mendampingi dia. Itu membuat saya kasihan dan ingin menemani dia tapi merasa dilema dengan perasaan yang saya miliki sekarang terhadap dia.

Saya mohon saran dari pembaca apa yg harus saya lakukan.

“Stress dengan Perilaku Suami” by Lia

Berawal dari kegalauan saya yang diserang masalah bertubi-tubi masalah dan bingung mau curhat ke siapa. Tidak sengaja saya menemukan web ini. Senang sekali deh…

Saya harap pembaca bisa membantu memberi solusi buat masalah saya yang super berat ini. Amin…

Panggil saja saya Lia, usia 23 tahun. Saya termasuk menikah di usia muda, kurang lebih 1 tahun yang lalu. Suami juga seusia dengan saya, cuma terpaut 4 bulan. Saat ini kami belum dikaruniai anak. Bisa dibilang saya memang sengaja untuk menunda punya anak. Kenapa? Disini akan saya ceritakan masalahnya 🙂

Sebut saja nama suami saya Tama. Dulu kami kuliah di kampus yang sama. Setelah berpacaran kurang lebih 3,5 tahun, akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Alasan menikah karena saat itu kami menjalin hubungan jarak jauh karena masing-masing kami berprofesi sebagai PNS di provinsi yang berbeda. Kami harus resmi sebagai suami istri agar saya bisa mendapat ijin mutasi ikut suami.

Dari sejak pacaran saya sudah tahu watak Tama. Orangnya keras, tempramen, over protektif dan posesif. Tapi sisi baiknya, dia setia dan perhatian. Tama adalah pacar kedua saya. Karena saya punya trauma dengan pacar pertama yang mengkhianati saya dengan perempuan lain, Tama punya plus tersendiri di mata saya karena dia begitu setia. Tapi tidak jarang sifat pemarah Tama membuat saya ingin mengakhiri hubungan kami. Ketika sedang marah, Tama sering memukul tembok, banting barang, atau gebrak meja. Padahal marahnya cuma karena hal sepele, misalnya saya tidak bisa datang waktu band dia manggung di acara kampus. Sering saya menangis. Namun saya selalu bersabar, karena saya pikir sifat seperti itu suatu saat bisa saja berubah. Akhirnya selama kami pacaran, saya lebih banyak mengalah. Oh iya, selain itu, Tama juga sangat-sangat pencemburu. Pergaulan saya agak dibatasi kalau dengan laki-laki. Misalnya saya tidak boleh tersenyum atau menyapa duluan ketika bertemu teman laki-laki.

Singkat cerita, 6 bulan sebelum kami menikah, saat itu seluruh persiapan pernikahan telah rampung, saya bertemu dengan laki-laki yang usianya lebih muda 2 tahun dari saya. Sebut saja namanya Rico. Awalnya Rico cuma saya anggap sebagi sahabat dan partner curhat yang baik. Walaupun usianya di bawah saya, tapi Rico sungguh bijaksana. Tidak jarang saya cerita tentang perilaku-perilaku kasar Tama ke saya dan dia bisa memberi solusi yang baik.

Berawal dari rasa kagum dengan cara berfikir Rico yang lebih dewasa dari umurnya, sifatnya yang begitu santun, dan ketaatannya pada agama, lama-lama benih cinta muncul di hati saya. Tapi saya sadar diri dengan status saya yang sebentar lagi akan menikah, apalagi yang saya tahu Rico sudah punya pacar di kota lain. Saya tidak mau merusak hubungan orang. Akhirnya perasaan ini cukup saya pendam dalam hati. Hingga 2 minggu sebelum hari H pernikahan, saya sudah tak sanggup lagi menahan. Saya katakan yang sejujurnya pada Rico bahwa sudah lama saya menginginkannya. Ternyata saya begitu kaget dengan reaksi Rico. Dia juga selama ini punya perasaan yang sama dengan saya, namun dia begitu takut berkata jujur karena dia tidak mau merusak rencana pernikahan saya apalagi usianya 2 tahun di bawah saya membuat dia merasa minder untuk menyatakan cinta.

Dengan perasaan menyesal bercampur ragu, saya terpaksa terus melanjutkan pernikahan. Saat itu yang ada di fikiran saya hanya orangtua dan keluarga besar. Saya terlalu takut untuk membuat malu mereka, karena semua persiapan sudah selesai dan undangan sudah disebar. Rico begitu sedih melepas saya. Dia depresi, begitu juga dengan saya. Tapi apa mau dikata, bagi saya nama baik orangtua tetap yang utama. Saya terpaksa merahasiakan dari Tama, apa yang pernah terjadi antara saya dan Rico. Beberapa bulan setelah menikah, saya akhirnya mutasi ke kota suami.

Stress (Image by: www.azumio.com)

Stress (Image by: www.azumio.com)

Tak disangka Tama akhirnya mengetahui tentang “keakraban” saya dengan Rico di masa-masa menjelang pernikahan kami dahulu. Tama marah besar. Dia meninju tembok berkali-kali. Saya berusaha menenangkan dan meminta maaf. Saya jelaskan bahwa itu hanyalah masa lalu yang tak perlu dibawa dan diungkit-ungkit lagi karena hanya akan menganggu pernikahan kami jika diungkit terus. Tapi nampaknya sejak itu Tama jadi dendam dengan saya. Dia juga semakin over posesif dan sangat curigaan. Tidak jarang saya dituduh selingkuh dengan berbagai alasan. Padahal semua tidak ada buktinya sama sekali.

Sejak menikah juga perangai Tama menjadi semakin pemarah. Lebih parah dibanding masa-masa pacaran dulu. Tama juga sangat boros. Hobinya bermusik sering menjadi sumber keributan kami. Dia menghabiskan uang berpuluh-puluh juta hanya untuk membeli alat musik dan nonton konser musik. Sama sekali dia tidak menggubris nasehat saya agar ia mulai memikirkan untuk menabung, demi masa depan kami, dan kelak kalo punya anak. Sekarang saya hampir sudah tidak pernah dinafkahi lagi. Saya hidup dengan penghasilan saya sendiri. Saya bilang ke Tama, “jatah makan” saya lebih baik dia simpan untuk tabungan bersama. Bukannya merasa tertampar dengan perkataan saya, Tama malah seolah-olah senang karena tidak perlu membiayai hidup saya lagi. Berapa penghasilannya per bulan pun saya tidak tahu persis, karena Tama tidak transparan soal keuangan.

Satu lagi hal yang membuat saya sedih. Tama membeda-bedakan orangtua saya dan orangtuanya, keluarga saya dengan keluarganya. Misalnya jika dia membelikan makanan atau barang dan memberi uang ke sepupu atau keponakan-keponakannya. Jelas sekali dia membeda-bedakan.

Terus terang saat ini saya benar2 tertekan dengan sifat Tama. Saya sudah berusaha menasehatinya dengan cara pelan ataupun kasar, tapi semua tidak berhasil. Tama terlalu keras kepala dan egois. Saat ini berat badan saya sudah turun drastis, hampir 8 kilo. Memang Tama belum pernah menyakiti saya secara fisik, tapi sungguh psikis saya sangat tersiksa.

Apa saya harus menggugat cerai? Mengingat kami belum dikaruniai anak, karena saya pikir kalo sudah punya anak akan lebih banyak lagi pertimbangan.

Terimakasih untuk pembaca yang sudah membaca cerita saya.
Akan sangat berterimakasih jika pembaca mau membantu memberi solusi atau nasehat-nasehat bermanfaat buat saya.

Apa Kabarmu Nak?

Anakku, apa kabarmu?

Aku kangen kamu. Kangen cerita-cerita, baca dan dengar curhatanmu tentang apapun itu. Tapi sepertinya sekarang semua akses untuk berkomunikasi denganmu sudah diputus total. Sedih.

Sungguh, aku hanya memikirkan perkembangan mentalmu jika lingkungan dimana kamu hidup saat ini tidak kondusif bagimu, hidup selalu dalam tekanan, ancaman dan selalu disalahkan.

Nak, yang namanya orangtua itu mengarahkan dan memberi solusi, bukan memaksakan kehendak, menyalahkan apalagi memaki.

Aku yakin nggak ada satupun orangtua yang menginginkan anaknya hancur, cuma cara yang dipakai dalam mendidik anak berbeda, ada yang dengan “kekerasan” ada yang mengarahkan. Walaupun aku bukan ibu biologismu, aku sangat memikirkan tentang perkembangan mentalmu yang bisa mempengaruhi masa depanmu nak.

Sama seperti orangtua lainnya, aku hanya ingin semua yang terbaik untuk anaknya. Namun memang seringkali apa yang menurut orangtua paling baik, tidak demikian dalam kacamata anak.

Aku hanya bisa berdoa semoga semua ketakutanku tak akan terjadi. Semoga innate endowment-mu menang dari pengaruh berbagai faktor lingkungan di sekelilingmu. Semoga kamu bisa mengoptimalkan kelebihan yang ada dalam dirimu walau bagaimanapun banyaknya orang lain yang kurang mendukung.  Semoga kamu bisa melewati masa-masa krisis (masa remaja) dengan sukses dengan atau tanpa orang dewasa yang bisa membimbingmu dengan bijak.  Ya… Semoga…

Aku sayang kamu nak…

The Truth behind Internet Marketing

Udah lamaaa banget pengen nulis tentang internet marketing. Tapi selalu “kesela” sama nulis yang lain, jadi judul ini tersimpan dengan rapi di daftar draft saya. Dan sekarang akan saya sempatkan untuk menulis tentang internet marketing.

Sebelum menikah saya sempat beberapa kali pacaran sama orang yang fokus pekerjaannya berhubungan dengan IT. Hal ini membuat saya melek tentang hal-hal yang berkaitan dengan IT terutama internet.

Awalnya yang saya tahu tentang internet hanya sebatas blog, sosmed, email, dan salah satu sumber untuk nyari jurnal-jurnal tugas kuliah. Tapi karena beberapa pacar saya orang IT, saya jadi tahu sedikit tentang internet marketing. Tapi sungguh, walaupun udah dijelasin seperti gimanapun, waktu itu saya gak terlalu “mudeng” dengan yang namanya nyari duit lewat internet itu bagaimana (soalnya pas dijelasin saya sibuk nge-blog. hehehe…).  Tapi yang pasti, sejak tahun 2006 saya sudah tau (tahu aja, bukan berarti mengerti) istilah-istilah seperti PPC (pay per click), SEO (Search Engine Optimization) , Google Adsense, dll. Cuma satu hal yang “nancep” di otak saya waktu itu, kalau yang namanya SEO itu bukan hal yang mudah.

Anyway, ternyata jodoh saya ga jauh-jauh dari beberapa mantan saya. Orang yang kerjaannya di dunia IT dan fokusnya di internet. Yup, suami saya seorang internet marketer. Sejak jadi istrinya, saya jadi lebih tahu seluk beluk dunia internet marketing.

Internet Marketing (image from: www.usleadnetwork.net)

Internet Marketing (image from: www.usleadnetwork.net)

Macam-Macam Internet Marketing

Dari informasi berbagai sumber (baca: suami saya, teman-temannya dan hasil browsing di internet), saya menyimpulkan kalau internet marketing itu bisa diklasifikasikan menjadi 3:

  1. Menjual produk real (produknya sendiri). Yang masuk pada klasifikasi ini adalah orang-orang yang memiliki produk sendiri dan salah satu cara yang dipakai untuk memasarkan produknya yakni melalui internet. Contohnya adalah salah seorang teman memproduksi baju khas Bali dan lulur Bali, ia menggunakan internet untuk memasarkan produknya.
  2. Menjual produk orang lain (perantara). Pada cluster ini, adalah orang yang menjual produk orang lain dan ia memperoleh komisi dari hasil penjualannya atau dia mark up sendiri dari harga yang diberikan oleh produsennya. Akhir-akhir ini banyak sekali online shop dadakan di social media salah satunya karena ada sistem perantara yang dikenal dengan sistem drop ship.
  3. Bisnis “maya”. Nah, kalau di cluster yang terakhir ini, saya biasa menyebutnya bisnis yang benar-benar maya. Nggak ada barang yang dijual tapi kita bisa memperoleh uang dari sini. Untuk cluster yang ketiga ini banyak macamnya, misalnya: PPC (Paid Per Click), adalah sebuah program di internet yang akan membayar membernya jika ada pengunjung yang meng-klik iklan yang dipasang di webnya, contohnya: google adsense, kliksaya, dll. PTU (Paid to Upload), jika kita mengupload suatu file di web tertentu, maka kita akan mendapat bayaran saat file tersebut didownload oleh orang lain, misalnya: ziddu. PPS (Pay per Sale) yakni, pemilik perusahaan atau web akan memberi komisi pada untuk setiap produk yang terjual atas rekomendasi dari member program afiliasi, contohnya: amazon.

Dari tiga macam bisnis di internet itu kunci yang paling utama adalah bagaimana caranya web kita dikenal oleh pengguna internet. Itu yang paling penting. Bagaimana caranya kalau pengguna internet mengetikkan suatu kata kunci maka web kita yang akan muncul di halaman pertama search engine website. Nah, hal inilah yang tidak mudah dilakukan.

Balada Social Media

2-3 tahun belakangan ini banyak sekali online shop dadakan muncul di facebook, twitter dan juga BBM. Jujur, kalau saya sedikit terganggu dengan jualan via sosmed ini. Kita sering di tag foto yang menuh-menuhin timeline dan juga notification di FB itu cukup mengganggu. Menurut saya, sosmed itu hanya dipakai untuk mendukung produk kita saja, bukan jalur utama untuk berdagang karena (mungkin) banyak juga yang merasa terganggu seperti saya dan akhirnya males untuk lihat jualan kita.

Permasalahan lain kalau kita jualan yang fokusnya lewat social media adalah, teman/follower kita kebanyakan teman atau saudara sendiri. Awalnya beli, untuk ngebantu teman teman, tapi lama-lama kan capek juga kalau “disuruh” beli terus. Nah, kalau dari website kan customer kita orang seluruh dunia, pangsa pasarnya jauh lebih besar dan beragam.

Orang Terkenal

Beberapa orang terkenal (entah penulis atau artis) memiliki bisnis yang salah satu metode pemasarannya menggunakan internet marketing. Beberapa kali saya baca timeline twitter mereka yang isinya, mereka sedang jadi pembicara  atau diminta menjadi pembicara dalam seminar internet marketing.

Menurut saya kalau orang terkenal diminta menjadi narasumber internet marketing kurang tepat. Mengapa demikian? Karena ia memasarkan produknya berangkat dari nama besar yang telah ia bangun, bukan dari tehnik penjualan internet marketing. Produk mereka dikenal dan dipercaya orang lain karena orang sudah tahu siapa mereka. Jadi sebenarnya mereka bukan pakar internet marketing.

Internet Marketing

Internet Marketing (image from: www.scoremonroe.org)

Internet Marketing BUKAN Pekerjaan Mudah

Banyak orang yang berpikir dengan dia bikin website. Maka customer akan muncul dengan sendirinya. Emang sih akan muncul dengan sendirinya tapi nggak bisa dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mengapa demikian? Karena yang namanya search engine butuh waktu untuk “kenalan” sama website kita. Dan kalau sudah kenal, web kita nggak serta merta masuk di halaman pertama search engine.

Untuk bisa masuk di halaman pertama web search engine pada kata kunci tertentu itu butuh maintenance dan SEO service. Suami saya seringkali begadang sampai pagi untuk mengerjakan hal itu. Web kami, www.hargahotel.com baru dapat customer pertama yang murni website setelah 6 bulan launching. See? Setengah tahun bukan waktu yang singkat kan?

Saya dan suami sudah mencoba beberapa macam internet marketing, dan juga melihat dari pengalaman beberapa kawan yang juga fokus di bisnis internet marketing, menurut saya yang paling bisa membuat seseorang tetap survive di bisnis internet marketing adalah kalau dia fokus di produk real. Jadi harus benar-benar ada barangnya, pemasarannya menggunakan internet. Seperti kami, menjual jasa trip organizer.

Bisa dikatakan 99% tamu kami murni dari internet. Calon customer kami mengetikkan kata kunci tertentu, muncul website kami di halaman pertama search engine. Lalu calon customer tertarik dengan jasa kami. Tidak berhenti sampai disitu, menjual produk real harus disupport dengan customer service. Ini yang paling krusial, karena transaksi deal atau tidaknya itu sangat tergantung dengan customer service yang melayani calon customer. Apalagi yang namanya internet marketing si calon cuatomer nggak kenal sama sekali dan juga nggak tahu kantor kami benar-benar ada atau tidak. Jadi kepercayaan calon customer adalah suatu keajaiban di dunia internet marketing. Internet marketing bukan hal yang sederhana kan??

*****

Nah, ternyata rumit juga ya internet marketing itu. Memang nggak ada yang mudah dalam mencari uang. Karena mencari uang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun apapun itu, bisnis internet marketing sangat menarik untuk digeluti 🙂