JANGAN HANYA SEKEDAR JUALAN ONLINE

Logo Meisa Bulu Mata

Dear kakak-kakak semua,

Beberapa minggu terakhir ini saya sebenernya pengen banget nulis tentang:

JANGAN HANYA SEKEDAR JUALAN ONLINE

Tapi setelah kemarin baca chatnya kak Eka tentang yang punya kiriman 1000 per hari, jadi jiper juga. Secara apalah saya ini yang sekarang cuma dagang bulu mata? yang seharinya ga lebih dari 30 paketan aja yang dikirim, yang baru sekian bulan fokus di dunia jualan online. Jauh lah ya kalau dibandingin dengan kakak-kakak disini yang udah sekian tahun malang melintang di bisnis online dan seharinya udah handle ratusan dan bahkan ribuan paket, ya kan?

Tapi akhirnya saya memutuskan untuk tetap mau nulisin aja karena setiap orang punya destiny masing-masing dalam hal rezeki. Which is (saya selalu percaya) kalau sebenarnya destiny itu harus kita jemput dan bisa kita ubah dengan kerja keras dan juga doa.

Well, kenapa saya pengen nulisin tentang “ JANGAN HANYA SEKEDAR JUALAN”?

Berawal dari ibu saya yang seorang penjahit di kampung dan ayah saya yang tukang bangunan. Beliau berdua bekerja dengan memperhatikan setiap detail yang ada. Dan ibu saya selalu bilang, apapun pekerjaanmu nanti selalu usahakan untuk lakukan yang terbaik yang kita bisa.

Trus kaitannya dengan judul tulisan ini apa?

1. CUSTOMER SATISFACTION IS NUMBER ONE

Dari petuah ibu saya itu, untuk pekerjaan-pekerjaan saya sendiri selama ini, saya usahakan untuk selalu memberikan yang terbaik pada customer saya. Saya selalu menempatkan “CUSTOMER SATISFACTION IS NUMBER ONE”, tapi saya buang jauh2 istilah “PEMBELI ADALAH RAJA”.

Kenapa saya selalu menempatkan kepuasan customer? Karena bagi saya salah 1 tehnik marketing yang cukup handal adalah produk dan pelayanan yang baik. Kenapa? Karena Produk dan pelayanan yang baik pada akhirnya akan mempromosikan dirinya sendiri. Hal itu biasa kita kenal dengan istilah “Word of mouth communication”. Word of mouth communication saat ini bisabanget melalui social media. So, social media produk kita mau nggak mau harus dioptimalkan.
===================

2. OPTIMALISASI SOCIAL MEDIA

Disini untuk social media, yang saya tekankan adalah isi / konten social media produk kita. Social media produk kita harus dibuat semenarik mungkin hingga orang tertarik untuk beli. Jangan hanya sekedar foto di manekin. “Main-main” lah ke IG brand-brand yang terkenal di IG saat ini. Kalau untuk lihat contoh-contoh foto-foto produk yang menarik, saya biasa lihat IG foto produk katalog.

Kenapa konten IG itu penting? Karena kalau menurut saya itu adalah salah satu tolok ukur reputasi dan keseriusan kita sebagai penjual online. Bisa dikatakan akun social media produk kita adalah front liner kita.
===================

3. USAHAKAN UNTUK PENUHI KEBUTUHAN PASAR

Setiap produk pasti punya pasarnya masing-masing. Kadang pasar kita menginginkan produk tertentu. Saat kita belum jual produk itu, usahakan secepatnya untuk jual produk yang diinginkan oleh customer itu. Kenapa? Biar produk kita lengkap. Semua yg diinginkan pasar kita ada di toko kita. Jadi customer ga perlu lagi cek toko sebelah. Hehehe…
===================

4. JANGAN PERNAH LELAH UNTUK CREATE PRODUK BARU

Trend itu sebenarnya kita para penjual yang tentukan. So, jangan pernah lelah berinovasi untuk create produk baru. Karena bukan nggak mungkin kalau produk kita suatu saat nanti juga bisa jadi trend setter. Kalau sudah gitu, siap-siap aja kipas-kipas margin!
===================

5. JANGAN LUPAKAN FAKTOR LEGAL

Belajar dari Ni Luh Djelantik yang merek Nilou-nya malah di trademark-in sama Top Shop, jangan lupakan untuk urus HKI ya. Kan nyesek kalau produk kita, merek kita yang suatu saat ini nanti udah dikenal banyak orang ternyata tiba-tiba ada yang nuntut ga boleh beredar karena orang lain udah keduluan nge-HKI-in merek kita. (Kasus serupa bisa ditonton di film The Founder).
So, kalau memang kita niat mau nge-brand-in produk kita, segeralah daftarkan merek HKI-nya.
===================

6. JANGAN PERNAH MERASA “AMAN”

Tidak ada rasa aman di dunia kepolisian ataupun di dunia tentara. Karena saat mereka merasa aman itu adalah saat dimana musuh bisa masuk.

Sama halnya dengan dunia jualan online, jangan pernah merasa aman. Jangan pernah merasa semuanya sudah bisa berjalan dengan normal tanpa butuh kita gini-gituin lagi, karena sudah sekian tahun kita berjuang untuk bisa jadi di puncak (misalnya 1000 paketan sehari).

Kenapa?

Saat kita merasa sudah di posisi aman jualan online, kita merasa sudah sukses. Timbal balik dari kata sukses adalah kenyamanan. Which is pay outnya adalah santai, “leyeh2”, toh semua kerja keras selama sekian tahun ini sudah terbayar dengan sekian ribu paketan per hari, ya kan?

NO! NO leyeh-leyeh for your bussiness!

Why? Saat kita leyeh-leyeh, itulah saat dimana kompetitor dengan beragam inovasi barunya sedang bekerja keras untuk melampaui kita. Nggak mau kan ribuan paketan per hari lambat laun ngedrop jadi cuma puluhan paketan per hari???
===================

7. JAGA REPUTASI PRODUK

Reputasi produk itu sama dengan harga diri produk. Jangan pernah harga diri produk kita harus ternoda karena ulah kita, seperti nurunin kualitas produk karena ngejar harga murah lah, ini lah, itu lah. Kualitas produk harus selalu dijaga bahkan sebisa mungkin harus ditingkatkan.

Kalau saya, lebih baik saya naikin harga (jika diperlukan) daripada ikut-ikutan perang harga, tapi malah kita sendiri yang bonyok pada akhirnya karena margin yang ga seberapa.
===================

8. JANGAN ABAIKAN FIRST IMPRESSION

First impression dari produk online itu apa? Packaging. Untuk saya yang juga suka belanja online, saya merasa kalau ada paketan datang untuk saya itu seperti saya lagi dapat kado.

Ada 1 scene di film The Intern yang saya suka, yaitu saat Jules Ostin yang seorang CEO salah 1 web fashion online ternama sampai harus datang ke gudang produk mereka demi ngajarin karyawannya untuk packing dengan baik. Karena saat dia random order di webnya, paketan yang dia terima dalam kondisi berantakan. Sedetail itu seorang CEO dari bisnis yang sudah besar memperhatikan paketan mereka (walaupun hanya di film)? Ya! Beberapa paket yang saya terima dari web online shopping besar (bukan marketplace ya) memang sedetail itu dan sebaik itu dalam hal packaging.

Oleh sebab itu, Cara kita mengemas paketan harus diperhatikan dengan detail. Supaya bisa membuat konsumen merasa bahagia (karena seperti dapat kado) saat menerima paketan dari kita. Kalau sudah begitu, bintang 5 bukan hal yg sulit untuk didapat.
===================

9. WALAUPUN KITA PENJUAL, TAPI TEMPATKAN DIRI KITA SELAYAKNYA PEMBELI

Ini tuh kaitannya dengan perasaan ya.

Perasaan gimana kalau kita mendapat tanggapan yang judes dari penjual saat misalnya kita ingin tanya size baju yang dijualnya.
Perasaan gimana saat kita dapat paket yang ternyata barangnya pecah karena packing yang asal.

Pastinya kesel kan kalau seperti itu?

Memang sih kita penjual pasti akan selalu ingin margin yang sebesar-besarnya dengan effort yang sekecil-kecilnya. Capek ya bo, margin ga seberapa tapi harus ngelayani customer yang bawelnya tingkat langit.

Gimana mau packing yang bener, lha wong margin tipis banget…

Berapapun margin yang kita dapat, customer wajib dapat pelayanan terbaik kita. Cara untuk bisa kasih pelayanan terbaik adalah dengan menempatkan diri sebagai pembeli.

Nggak mau kan kita mau beli sesuatu tapi tanggapan yang kita terima dari penjual malah judes atau jawab chatnya malas-malasan?

Nggak mau kan kita beli sesuatu secara online, pas paket sampai eh malah remuk semua?
===================

10. UNTUNG BERSIH MINIMAL 50% DARI HARGA JUAL

Ini tuh kesimpulan saya sendiri ya. Nggak ada teori dari manapun. Kenapa minimal untung bersih harus 50% dari harga jual?

Biar bisa kasih space untuk reseller.
Biar bisa kasih diskon yang lumayan tinggi saat ada moment promo2 tertentu.
Biar ada space kalau ada hal-hal ga diinginkan terjadi (kelebihan ongkir yg harus dibayar ke kurir misalnya).
Biar kerja keras kita setimpal.
===================

11. JANGAN PERNAH DOWNGRADE, USAHAKAN UNTUK UPGRADE (NAIK KELAS)

Perang harga adalah hal yang ga bisa dipungkiri di dunia jualan online. Lalu apakah untuk tetap bisa bertahan kita juga harus ikut perang harga? Nope!

Kenapa? Kita sendiri yang akan bonyok kalau ikutan perang harga. Dengan kata lain, saat kita ikut perang harga, itu artinya kita downgrade produk kita. Kalau saya pribadi paling anti sama yang namanya down grade. Kalau saya nggak bisa lagi ngikuti “perang harga”, saya lebih memilih untuk mengupgrade produk saya, misalnya dengan memperbaiki packaging. It means, kualitas saya tingkatkan hingga kepuasan pelanggan pun meningkat.

Di sisi lain, dengan mengupgrade produk, kita juga jadi punya kesempatan untuk naik kelas. Kalau mungkin saat ini kita kelas tukang dagang “emperan”, dengan upgrade produk kita bisa dengan bangga bilang “oh aku saat ini tukang dagang yang udah punya kios lho”.

Dengan naik kelas jangan pernah takut untuk kehilangan customer. Malah kalau menurut saya, dengan naik kelas kita jadi memiliki kesempatan untuk dapat customer yang lebih baik lagi.
===================

12. SIMPAN SEMUA DATA PEMBELI DI EXCEL

Nah, ini penting banget ya. Kalau kakak-kakak disini sekarang sudah menyimpan di file excel (atau file apapun) semua data customer yang pernah belanja, saya acungi jempol. Dan untuk yang belum, saya sarankan untuk mulai dari saat ini juga simpanlah semua data customer di file Excel.

Kenapa harus disimpan? Yang namanya data itu mahal ya kak. Google sampai rela lho masuk ke pelosok daerah demi punya data yang akurat untuk Google Earth lah, Google Map lah, dll.

Nah, kita sebagai penjual yang udah dapat data pembeli, sayang aja gitu kalau data tersebut terabaikan. Kan enak kalau someday kita launching produk baru, kita bisa tinggal kirim email blast, sms blast, WA blast, dan blast blast yang lainnya untuk memperkenalkan produk kita ke customer yang sangat sangat potensial. Ya kan…?
===================

13. JANGAN ABAIKAN SISI “SIMPLE LITTLE TOUCH”

Sejak fokus berjualan secara online saya selalu besusaha untuk memberikan sentuhan khusus pada para pembeli saya. Saya menyebutnya dengan “simple little touch”. Nah, “simple little touch” ini walaupun memang benar-benar sesuatu yang simple, tapi efeknya lumayan besar pada customer.

“Simple little touch” yang saya lakukan adalah surat kecil dari saya untuk customer. Jadi saya menuliskan surat kecil yang ditulis sendiri menggunakan tangan (tidak diketik dan di print). Isinya ucapan terima kasih karena sudah berbelanja, semoga pembeli suka dengan produk kami, dan ditunggu order berikutnya.

Surat simple seperti itu efeknya luar biasa pada customer. Mengapa? Karena pembeli barang yang saya jual (Meisa Bulu Mata) hampir semuanya wanita. Wanita sangat suka dengan sesuatu yang simple tapi menyentuh. Dan saya melakukannya untuk menyenangkan hati para customer. Selain “simple little touch” tersebut, terkadang saya juga memberikan bonus bulu mata pada customer. Tentu saja semua itu menambah kepuasan pengalaman berbelanja customer saya.
===================

14. CEK N RICEK YANG BENAR KALAU MAU KOLABORASI DENGAN MEDIA

Kolaborasi dengan media disini maksud saya lebih ke arah IG ya. Saat ini kan jamannya endorse meng-endorse tuh. Biasanya akun dengan jumlah follower yang tinggi seringkali ngendorse suatu produk. Tapi kita sebagai penjual jangan keburu silau dengan jumlah follower yang tinggi. Sebaiknya kita lihat dulu akunnya tepat sasaran nggak?
Tepat sasarannya bisa dilihat dari niche akun IG-nya, sesuai nggak dengan produk yang kita jual.

Tapi dari niche IG dan jumlah follower saja belum cukup untuk menentukan akun tersebut layak atau tidak untuk kita pilih jadi endorser produk kita. Kita harus tau juga insight dan engagement akun itu. Caranya, mau nggak mau si pemilik akun harus nunjukin “daleman” akunnya (kalau dia menggunakan akun IG Bisnis, dan saran saya pilih akun IG yang sudah bisnis kalau mau pilih orang untuk endorse produk kita).

IG saat ini telah berubah menjadi lebih baik terutama untuk dunia bisnis bisa memberi kemudahan untuk kita, para pebisnis, melihat suatu akun layak atau tidak bekerjasama dengan kita. So, nggak ada lagi istilah “beli kucing dalam karung” kalau mau “bayar” orang untuk promoin produk kita, ya kan?
===================

15. TENTUKAN KOMPETITOR

Menentukan kompetitor menurut saya itu sama dengan menentukan target kita. Mengapa begitu? Sejak zaman sekolah dulu saya selalu menargetkan memperoleh nilai tertinggi yang ada (misalnya nilai tertinggi itu A). Untuk memperoleh nilai tertinggi itu saya akan berusaha belajar sekeras-kerasnya. Namun untuk masalah hasil saya nggak bisa pungkiri kalau itu saya serahkan sepenuhnya pada yang Maha Kuasa. Tapi yakinlah kalau hasil itu nggak akan mengkhianati usaha. Jadi kalau target saya adalah nilai A, saya akan berusaha sekuatnya untuk memperoleh nilai A itu, tapi kalaupun nggak tercapai nilai A, jatuhnya biasanya akan ke B dan sejelek-jeleknya ke C. Sepengalaman saya, nggak akan pernah jatuh ke D atau E dan apalagi ke F kalau kita memang berusaha untuk dapat nilai A.

Kompetitor = target. Artinya, kita harus menetapkan kompetitor yang paling tinggi dalam usaha. Maka percaya atau nggak kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menyamai kompetitor tersebut. Artinya, kita akan berusaha untuk setara dengannya. Dan kalaupun memang nggak bisa selevel, ya paling nggak satu atau dua level di bawah dia lah ya… Tapi tetap usahakan untuk menyamai kompetitor tersebut dan bahkan kalau bisa lewatilah dia.
===================

16. BERJUALANLAH DENGAN BENAR DAN DENGAN JUJUR

Nasihat ibu saya sejak kecil hanyalah saya harus jadi orang baik, orang benar. Itu saja. Tapi ternyata jadi orang baik dan benar itu susah ya bo! Apalagi zaman sekarang. Semuanya “dihalalkan” demi dapat uang. Termasuk dalam hal berjualan.

Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah kita berjualan produk yang memang benar kita sukai (dalam artian bahannya bagus, nyaman, dll)? Apakah kita telah memberikan informasi yang jelas dan rinci untuk pembeli kita sehingga pembeli tidak merasa kecewa setelah membeli produk kita? Apakah kita sudah memasang foto real produk yang kita jual?

Saya seringkali mendapati calon pembeli yang akhirnya tidak jadi beli bulu mata di saya setelah tau kalau bahan baku bulu mata saya ada yang synthetic hair. Walaupun saya agak merasa kecewa karena calon pembeli batal beli di saya, itu bukan masalah besar untuk saya. Karena yang penting saya tidak membohongi pembeli saya. Bagi saya, lebih baik calon pembeli nggak jadi beli di saya daripada pada akhirnya dia kecewa. Tapi yakinlah kalau kita berjualan dengan benar dan dengan jujur, In Shaa Allah hasil akan mengikuti.
===================

17. BRANDING = KEBEBASAN MENENTUKAN BRAND IMAGE

Branding atau punya merek sendiri itu penting, penting banget. Karena dengan punya merek sendiri, kita jadi bebas menentukan brand image kita. Apakah kita akan jual produk dengan harga drugstore (istilah kalau untuk kosmetik) ataukah menjual produk dengan harga high end. Tapi yang harus diingat adalah, pilihan untuk menentukan kita akan masuk klasifikasi produk yang mana tentu akan berbanding lurus dengan kualitas barang yang kita jual.

Namun di sisi lain, walaupun kita sudah ngebranding, itu tidak akan menutup kemungkinan untuk produk kita akan dibandingkan dengan produk serupa dari merek lainnya. Kenapa demikian? saya yang suka makeup seringkali membandingkan produk (misalnya pensil alis, foundation, lipstick) merek A, B, dan C sebelum saya menentukan akan beli merek yang mana. Nah, tugas kita sebagai pemilik merek adalah ya tentu saja jaga kualitas produk supaya kesempatan untuk dipilih oleh pembeli jadi lebih besar.

Karena produk yang baik adalah produk yang bisa mempromosikan dirinya sendiri.
===================

18. YAKIN DAN PERCALAH PADA PRODUK KITA

Persaingan dunia jualan online memang sangat ketat. Banyak produk yang sama bertebaran di para penjual online lainnya. Tapi yang harus selalu diingat adalah jangan pernah minder dengan produk kita. Kalau kita memang menjual produk yang bagus, yakin dan percayalah pada produk kita kalau produk kita akan bisa diterima pasar dengan baik walaupun persaingan teramat sangat ketat.

Yakin dan percaya pada produk yang kita jual ini sangat penting menurut saya. Karena kalau kita sendiri sebagai penjual nggak yakin dan nggak percaya sama produk yang kita jual, bagaimana calon pembeli akan yakin dan percaya hingga mau untuk beli produk kita, ya kan?
===================

19. JANGAN LUPA BERDOA

Last but not least, jangan pernah berhenti berdoa. Kalau kata suami saya, kita para entepreneur adalah orang yang seharusnya berdoa nggak ada aminnya. Supaya di dengar oleh Yang Maha Kuasa. Karena kita nggak bisa pungkiri kalau tetap ada faktor “X” dalam hal rezeki.
===================

Fiuuuhhhh….
Panjang banget ya…
Maaf ya kalau kepanjangan. Maaf juga kalau misalnya saya terkesan seperti menggurui padahal bukti nyata kesuksesan di dunia jualan online pun belum terlihat. Tapi ini murni saya hanya ingin share apa yang ada di otak dan hati saya. Dan yang pasti semua itu yang saya dan suami saya lakukan dalam kurun waktu hampir satu tahun ini.

Xoxo,
Vina

Leave a Reply