The Truth behind Internet Marketing

Udah lamaaa banget pengen nulis tentang internet marketing. Tapi selalu “kesela” sama nulis yang lain, jadi judul ini tersimpan dengan rapi di daftar draft saya. Dan sekarang akan saya sempatkan untuk menulis tentang internet marketing.

Sebelum menikah saya sempat beberapa kali pacaran sama orang yang fokus pekerjaannya berhubungan dengan IT. Hal ini membuat saya melek tentang hal-hal yang berkaitan dengan IT terutama internet.

Awalnya yang saya tahu tentang internet hanya sebatas blog, sosmed, email, dan salah satu sumber untuk nyari jurnal-jurnal tugas kuliah. Tapi karena beberapa pacar saya orang IT, saya jadi tahu sedikit tentang internet marketing. Tapi sungguh, walaupun udah dijelasin seperti gimanapun, waktu itu saya gak terlalu “mudeng” dengan yang namanya nyari duit lewat internet itu bagaimana (soalnya pas dijelasin saya sibuk nge-blog. hehehe…).  Tapi yang pasti, sejak tahun 2006 saya sudah tau (tahu aja, bukan berarti mengerti) istilah-istilah seperti PPC (pay per click), SEO (Search Engine Optimization) , Google Adsense, dll. Cuma satu hal yang “nancep” di otak saya waktu itu, kalau yang namanya SEO itu bukan hal yang mudah.

Anyway, ternyata jodoh saya ga jauh-jauh dari beberapa mantan saya. Orang yang kerjaannya di dunia IT dan fokusnya di internet. Yup, suami saya seorang internet marketer. Sejak jadi istrinya, saya jadi lebih tahu seluk beluk dunia internet marketing.

Internet Marketing (image from: www.usleadnetwork.net)

Internet Marketing (image from: www.usleadnetwork.net)

Macam-Macam Internet Marketing

Dari informasi berbagai sumber (baca: suami saya, teman-temannya dan hasil browsing di internet), saya menyimpulkan kalau internet marketing itu bisa diklasifikasikan menjadi 3:

  1. Menjual produk real (produknya sendiri). Yang masuk pada klasifikasi ini adalah orang-orang yang memiliki produk sendiri dan salah satu cara yang dipakai untuk memasarkan produknya yakni melalui internet. Contohnya adalah salah seorang teman memproduksi baju khas Bali dan lulur Bali, ia menggunakan internet untuk memasarkan produknya.
  2. Menjual produk orang lain (perantara). Pada cluster ini, adalah orang yang menjual produk orang lain dan ia memperoleh komisi dari hasil penjualannya atau dia mark up sendiri dari harga yang diberikan oleh produsennya. Akhir-akhir ini banyak sekali online shop dadakan di social media salah satunya karena ada sistem perantara yang dikenal dengan sistem drop ship.
  3. Bisnis “maya”. Nah, kalau di cluster yang terakhir ini, saya biasa menyebutnya bisnis yang benar-benar maya. Nggak ada barang yang dijual tapi kita bisa memperoleh uang dari sini. Untuk cluster yang ketiga ini banyak macamnya, misalnya: PPC (Paid Per Click), adalah sebuah program di internet yang akan membayar membernya jika ada pengunjung yang meng-klik iklan yang dipasang di webnya, contohnya: google adsense, kliksaya, dll. PTU (Paid to Upload), jika kita mengupload suatu file di web tertentu, maka kita akan mendapat bayaran saat file tersebut didownload oleh orang lain, misalnya: ziddu. PPS (Pay per Sale) yakni, pemilik perusahaan atau web akan memberi komisi pada untuk setiap produk yang terjual atas rekomendasi dari member program afiliasi, contohnya: amazon.

Dari tiga macam bisnis di internet itu kunci yang paling utama adalah bagaimana caranya web kita dikenal oleh pengguna internet. Itu yang paling penting. Bagaimana caranya kalau pengguna internet mengetikkan suatu kata kunci maka web kita yang akan muncul di halaman pertama search engine website. Nah, hal inilah yang tidak mudah dilakukan.

Balada Social Media

2-3 tahun belakangan ini banyak sekali online shop dadakan muncul di facebook, twitter dan juga BBM. Jujur, kalau saya sedikit terganggu dengan jualan via sosmed ini. Kita sering di tag foto yang menuh-menuhin timeline dan juga notification di FB itu cukup mengganggu. Menurut saya, sosmed itu hanya dipakai untuk mendukung produk kita saja, bukan jalur utama untuk berdagang karena (mungkin) banyak juga yang merasa terganggu seperti saya dan akhirnya males untuk lihat jualan kita.

Permasalahan lain kalau kita jualan yang fokusnya lewat social media adalah, teman/follower kita kebanyakan teman atau saudara sendiri. Awalnya beli, untuk ngebantu teman teman, tapi lama-lama kan capek juga kalau “disuruh” beli terus. Nah, kalau dari website kan customer kita orang seluruh dunia, pangsa pasarnya jauh lebih besar dan beragam.

Orang Terkenal

Beberapa orang terkenal (entah penulis atau artis) memiliki bisnis yang salah satu metode pemasarannya menggunakan internet marketing. Beberapa kali saya baca timeline twitter mereka yang isinya, mereka sedang jadi pembicara  atau diminta menjadi pembicara dalam seminar internet marketing.

Menurut saya kalau orang terkenal diminta menjadi narasumber internet marketing kurang tepat. Mengapa demikian? Karena ia memasarkan produknya berangkat dari nama besar yang telah ia bangun, bukan dari tehnik penjualan internet marketing. Produk mereka dikenal dan dipercaya orang lain karena orang sudah tahu siapa mereka. Jadi sebenarnya mereka bukan pakar internet marketing.

Internet Marketing

Internet Marketing (image from: www.scoremonroe.org)

Internet Marketing BUKAN Pekerjaan Mudah

Banyak orang yang berpikir dengan dia bikin website. Maka customer akan muncul dengan sendirinya. Emang sih akan muncul dengan sendirinya tapi nggak bisa dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mengapa demikian? Karena yang namanya search engine butuh waktu untuk “kenalan” sama website kita. Dan kalau sudah kenal, web kita nggak serta merta masuk di halaman pertama search engine.

Untuk bisa masuk di halaman pertama web search engine pada kata kunci tertentu itu butuh maintenance dan SEO service. Suami saya seringkali begadang sampai pagi untuk mengerjakan hal itu. Web kami, www.hargahotel.com baru dapat customer pertama yang murni website setelah 6 bulan launching. See? Setengah tahun bukan waktu yang singkat kan?

Saya dan suami sudah mencoba beberapa macam internet marketing, dan juga melihat dari pengalaman beberapa kawan yang juga fokus di bisnis internet marketing, menurut saya yang paling bisa membuat seseorang tetap survive di bisnis internet marketing adalah kalau dia fokus di produk real. Jadi harus benar-benar ada barangnya, pemasarannya menggunakan internet. Seperti kami, menjual jasa trip organizer.

Bisa dikatakan 99% tamu kami murni dari internet. Calon customer kami mengetikkan kata kunci tertentu, muncul website kami di halaman pertama search engine. Lalu calon customer tertarik dengan jasa kami. Tidak berhenti sampai disitu, menjual produk real harus disupport dengan customer service. Ini yang paling krusial, karena transaksi deal atau tidaknya itu sangat tergantung dengan customer service yang melayani calon customer. Apalagi yang namanya internet marketing si calon cuatomer nggak kenal sama sekali dan juga nggak tahu kantor kami benar-benar ada atau tidak. Jadi kepercayaan calon customer adalah suatu keajaiban di dunia internet marketing. Internet marketing bukan hal yang sederhana kan??

*****

Nah, ternyata rumit juga ya internet marketing itu. Memang nggak ada yang mudah dalam mencari uang. Karena mencari uang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun apapun itu, bisnis internet marketing sangat menarik untuk digeluti 🙂

Menjadi Ibu vs. Aktualisasi Diri

Semalam anak saya, Avi, rewel sekitar jam 2 malam dan dia baru bisa tidur jam 3-an. Setelah Avi tertidur saya mencoba untuk tidur lagi juga. Tapi nggak bisa-bisa walaupun mata sudah dimerem-meremin. Alhasil saya jadi stalking akun twitter dan FB beberapa teman saya pas jaman kuliah dan SMA dulu.

Waw, ternyata teman saya hebat-hebat. Banyak yang lanjut S2 ke luar negeri, kerja di perusahaan besar yang mapan. Dan beberapa diantaranya ada yang dapat penghargaan ini-itu.

Hhhmmm… Jujur, terbersit rasa iri di hati saya. Saya juga ingin kembali ke dunia akademisi, lanjut S2 di luar negeri dan berusaha untuk bisa ngajar (lagi). Tapi keinginan-keinginan tersebut selalu luntur karena harus bertanggung jawab atas amanah yang telah dititipkan Allah untuk saya. Masih ada orang lain yang saat ini masih sangat membutuhkan kehadiran saya setia harinya.

Ya, orang lain tersebut adalah anak saya, darah daging saya.

Menikmati Menjadi Ibu

Menikmati Menjadi Ibu

Tiap kali menatap mata Avi rasanya saya nggak mau melewatkan satu haripun tanpa bersamanya. Saya takut nanti saya akan menyesal kalau sampai melewatkan pertumbuhan dan perkembangan anak saya yang sangat pesat akhir-akhir ini.

Ternyata begini ya rasanya jadi seorang ibu…

Anyway, sejak November 2012 lalu, di rumah ada asisten rumah tangga. Tugasnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, ngepel, beres-beres rumah, dll dan menjaga Avi kalau saya lagi riweuh dengan urusan kantor. Emang sih kantor dengan kamar saya hanya berjarak 5 langkah saja. Tapi Avi selalu takut kalau ditinggal main sendirian. Dan saya khawatir aja kalau misalnya saya lagi hectic dengan urusan pekerjaan, trus saya agak kurang perhatian sama apa yang dilakukan Avi, nanti terjadi hal-hal yang nggak diinginkan. Makanya butuh orang yang menjaga Avi kalau saya lagi sibuk urus kerjaan.

Walaupun sudah jalan 3 bulan si mbok ada di rumah, Avi selalu menolak kalau diajak main sama dia. Avi juga jadi sangat kegirangan kalau saya beres ngurus kerjaan dan mengajaknya bermain lagi.

Aaahhh, siapa coba yang tega ninggalin anak seperti Avi demi kepuasan ego pribadi.

Hidup itu pilihan. Kawan-kawan saya boleh mencapai ini-itu dalam hidupnya dan saya stuck di posisi sekarang ini. Tapi saya memilih untuk memberikan yang terbaik bagi anak saya, menjadi full time mother. Melihat senyum Avi, mendengar tawanya, memperhatikan perkembangannya, bahkan tersiksa dengan tangisnya yang luar biasa kencang, tak bisa tergantikan dengan hanya sekedar kepuasan mengaktualisasikan diri.

Saya yakin banyak wanita yang juga merasakan hal yang sama seperti saya. Terutama yang dulunya aktif bekerja dan aktif di beragam kegiatan. Tapi yakinlah, membesarkan anak dengan tanganmu sendiri itu jauh lebih mulia daripada kepuasan aktualisasi diri.

Menjadi Mompreneur

Istilah Mompreneur

Mompreneur, istilah ini pertama kali saya baca di twitter seorang kawan saya Leni. Leni adalah founder dari web www.indonesiaberprestasi.web.id dan saat ini Leni sedang mengelola usaha Sobat Ngemil-nya.

Saat saya membaca istilah mompreneur di salah satu twit Leni, saat itu Leni belum berkeluarga. Tapi, meskipun saat itu ia belum berkeluarga, ia telah menyiapkan semuanya jika ia nanti telah memiliki seorang pendamping hidup dan dikaruniai seorang anak. Ia bertekad untuk tidak menjadi wanita karier yang mengharuskannya ke kantor di tiap hari kerja. Namun Leni tetap ingin bisa berkarya dan menghasilkan uang. Caranya yakni dengan menjadi seorang mompreneur, a full time housewife, mother and also an entrepreneur.

Mompreneur (image from: http://www.ocregister.com)

Menjadi Mompreneur

Tidak hanya kawan saya, Leni, saya yakin di luar sana juga banyak wanita yang lebih memilih untuk menjadi mompreneur daripada harus meninggalkan keluarga untuk ke kantor setiap harinya. Menurut definisi saya, mompreneur adalah seorang wanita yang mendedikasikan hidupnya untuk menjadi full time housewife and mother dan memiliki pekerjaan sampingan menjadi seorang entrepreneur, yakni memiliki usaha sendiri yang bisa dikelola dari rumah.

Di jaman sekarang ini, kesempatan menjadi mompreneur sangat terbuka lebar bagi perempuan. Apalagi saat ini beragam gadget dan akses internet sangat mendukung produktifitas banyak orang, termasuk perempuan. Para mompreneur umumnya memanfaatkan kedua hal tersebut untuk menjalani bisnisnya dari rumah. Makanya dalam kurun waktu 3-2 tahun terakhir ini usaha online shop jadi “menjamur” dimana-mana.

Saya juga akhirnya memutuskan untuk menjadi mompreneur. Sebelum menikah, saya memang telah memiliki usaha sendiri. Tapi saat itu usaha saya tersebut hanya saya jadikan sebagai sampingan karena fokus utama saya saat itu adalah tetap menjadi wanita karier. Tapi setelah menikah dan kebetulan saya dan suami memiliki usaha yang sama, akhirnya saya memutuskan untuk berdua bersama suami mengelola usaha kami, Melali Trip Organizer (www.melalibali.com, www.hargahotel.com, www.hargahotelbali.com).

Keputusan untuk akhirnya menjadi mompreneur itu melalui proses yang cukup panjang lho. Saya sempat beberapa kali tertarik untuk kembali bekerja di kantoran agar bisa mengaktualisasikan diri saya lagi dan bertemu dengan orang banyak. Tapi akhirnya saya sadar, apa gunanya bekerja di luar rumah hanya untuk mengasilkan 4-5 juta saja per bulannya dan masih harus menanggung resiko kerja yang lebih tinggi. Tapi dengan bekerja di rumah saja, mendukung pekerjaan suami, kita bisa menghasilkan 40-50 juta per bulan. Selain bisa menaikkan income dari usaha milik pribadi, hal yang tak bisa tergantikan adalah kita tetap bisa memantau perkembangan anak sembari melakukan pekerjaan.

Suka-Duka Mompreneur

Kalau menurut saya menjadi mompreneur itu menyenangkan dan banyak keuntungannya. Selain kita tetap bisa menjalankan tugas utama kita, mengasuh anak dan mengurus rumah tangga sendiri, kita juga tetap bisa menghasilkan uang untuk membantu suami dalam perekonomian keluarga. Jadi bisa dikatakan mejadi mompreneur itu sama dengan kata pepatah, sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui.

Menjadi mompreneur juga memperkecil resiko kerja untuk wanita. Resiko kerja yang terutama berkaitan dengan masalah pelecehan pada wanita di dunia kerja. Sudah bukan rahasia umum lagi kan kalau wanita kadangkala mengalami pelecehan seksual di tempat kerja atau malah menjalin affair dengan rekan kerjanya. Nah, karena bekerja di rumah, maka resiko tersebut tentu bisa dihilangkan.

Namun, menjadi mompreneur itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam menjalaninya. Karena seringkali dalam satu waktu perempuan harus mengerjakan banyak hal. Misalnya disaat yang bersamaan, customer nelpon kita marah-marah karena barang pesanannya nggak kunjung datang, sementara saat itu kita sedang menggoreng ikan yang sudah mulai gosong dan pada waktu yang bersamaan, anak kita yang masih balita menangis meraung-raung karena mainannya rusak. Kebayang dong gimana riweuhnya. Mompreneur juga seringkali harus melakukan pekerjaannya sambil mengasuh anak sehingga seringkali konsentrasinya terpecah.

Kemampuan multitasking dan manajemen waktu sangat dibutuhkan kalau kita memutuskan menjadi mompreneur. Mengapa demikian? karena semua hal harus beres pada waktunya dan seringkali harus selesai pada saat yang bersamaan. Mompreneur bukan pekerjaan yang mudah, tapi banyak wanita telah melakukannya dan sukses di dunia ini.

***

Wanita, sejauh apapun kakinya telah melangkah, setinggi apapun tingkat pendidikannya dan sehebat apapun karier yang telah dicapainya, ia tak bisa melepaskan kodratnya sebagai seorang wanita, yakni menjadi seorang istri dan ibu bagi buah hatinya. Wanita ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga. Ia ingin mengurus rumah tangganya dan mengasuh anaknya sendiri. Tapi ia juga tetap ingin mendapatkan penghasilan. Dengan menjadi mompreneur, wanita tetap bisa menghasilkan uang namun tidak menelantarkan keluarga terutama buah hatinya.

Kekuatan Doa Seorang Istri

Suami saya pernah menunjukkan buku yang judulnya Kekuatan Doa Istri, tapi sampai sekarang saya belum pernah membacanya dan sekarang buku itu juga sudah nggak jelas keberadaannya dimana karena kami sempat pindah ruko. Anyway, setelah menikah, istri mungkin jadi wanita kedua yang paling dipercaya oleh suami setelah ibunya. Istri menduduki posisi penting di hati suami. Istri juga bertanggung jawab atas banyak hal berkaitan dengan hidup sang suami di masa-masa mendatang.

Ya, istri sangat penting perannya bagi kehidupan suami. Peran tersebut nggak melulu yang berkaitan dengan kerja fisik, tapi juga kerja hati yang salah satunya adalah doa. Saya memiliki beberapa cerita yang berkaitan dengan kuatnya doa seorang istri.

Doa Istri (Image from: http://www.fornerds.org)

Ada seorang teman kami (sebut saja Alpha) yang suaminya punya selingkuhan. Alpha sudah mengetahui hal ini. Suatu hari Alpha sengaja mengikuti suaminya yang sedang jalan dengan wanita simpanannya. Langsung dilabraklah mereka. Bukannya membela Alpha dan kembali pada pelukan Alpha, si suami malah meninggalkan rumah dan hidup bersama selingkuhannya itu. Kalau misalnya saya yang ada di posisi Alpha saat itu, mungkin saya sudah melayangkan gugatan cerai pada Pengadilan Agama kali ya. Tapi Alpha tidak melakukan hal itu. Alpha sabar dan setia menunggu suaminya kembali pada pelukannya sambil tetap mengurus kedua putrinya. Setiap ada acara doa bersama, Alpha selalu menitipkan doa supaya suaminya mau pulang ke rumah lagi. Dan saya yakin Alpha juga pasti memanjatkan doa untuk suaminya setiap dia beribadah. Setelah sekian bulan lamanya, akhirnya suaminya pulang ke rumah, mengakui kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Doa Alpha terkabul. Terbukti kekuatan doa seorang istri.

Cerita kedua, driver kami saat ini (sebut saja namanya Bravo). Bravo sudah punya istri dan seorang anak. Tapi dia juga punya selingkuhan *hadeuuhh, kenapa laki-laki doyan selingkuh sih?*. Beberapa hari yang lalu istri Bravo mengetahui kalau Bravo punya selingkuhan. Bertengkar hebatlah mereka. Kejadian itu terjadi sebelum Bravo berangkat ke kantor saya. Hari itu juga ada tamu yang harus diantar Bravo tour keliling Bali. Kebetulan tamu tersebut pakai mobil besar (ELF) karena jumlah tamunya banyak (13 orang). Saat sudah pulang dari tour, dalam perjalanan ke hotel, Bravo mengalami kecelakaan beruntun (3 mobil). Orangnya Alhamdulillah tidak luka sama sekali, tapi mobilnya yang rusak. Apalagi mobil yang ditabrak sama Bravo, rusak parah bagian depan dan belakangnya. Memang sih, kejadian itu terjadi mungkin karena Bravo yang sudah kelelahan sehingga kurang konsentrasi saat mengemudi. Tapi saya selalu yakin kalau doa istri itu memang sangat manjur untuk suami dan selalu menyertai suami, apalagi ketika suami sedang bekerja. Sebelum berangkat kerja pagi itu, Bravo dan istrinya bertengkar hebat. Karena sedang bertengkar, bisa jadi istri Bravo lupa mendoakan suaminya sebelum bekerja (atau mungkin malah nyumpahin?), makanya sampai terjadi kecelakaan itu. Hhmmm, kuatnya doa seorang istri…

Cerita ketiga. Terjadi pada saya dan suami. Agustus 2012 kami sepakat untuk memecat semua karyawan kami karena kinerja mereka yang sudah tidak optimal dan mulai ngelunjak, padahal income yang mereka hasilkan jauh dibawah target (sungguh, saat masih ada karyawan, kami malah kekurangan tamu. Sampai untuk memenuhi kebutuhan bulanan, harus ngutang kiri-kanan). Akhirnya hanya saya dan suami yang mengurus usaha kami, Melali Trip Organizer. Saat menjalani usaha hanya berdua saja, saya dan suami jadi lebih kompak, selalu bersyukur atas rezeki yang kami terima tiap harinya dan yang pasti kami juga selalu berdoa dengan cara kami masing-masing. Saya nggak pernah komplain dengan berapa uang yang ada di rekening kami. Namun, saya selalu berdoa semoga kami selalu dapat tamu tiap bulannya supaya ada pemasukan untuk membayar taghan-tagihan bulanan yang selalu muncul. Dan Alhamdulillah, saat saya mengelola usaha ini berdua saja dengan suami, ada aja tamu tiap bulannya. Bukan bermaksud sombong atau takabur, tapi saya yakin, ada andil doa saya di dalamnya.

Kekuatan doa seorang istri menurut saya bisa disejajarkan dengan kekuatan doa seorang ibu, manjur untuk suami, terutama dalam urusan pekerjaan.

Mumpung awal tahun, yuk kita doakan suami kita masing-masing. Semoga usaha/pekerjaannya lancar, selalu sayang sama keluarga dan selalu diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. Amiieenn… With Love, Your Wife.

Wanita Tercantik

Wanita Tercantik

Banyak yang bilang suami saya orangnya lucu. Saya akui, hal ini salah satu alasan yang membuat saya jatuh cinta lagi dan lagi sama dia. Dan seringnya kalau lagi jalan sama teman-teman kami, dia bikin joke yang bikin saya melting. Seperti semalem pas saya dan suami jalan sama teman saya pas jaman kuliah.

Teman saya: Apa sih Vin yang bikin lo jatuh cinta sama Marvin? Orang jelek, gendut gini… (sadis, tapi gak papa kok, suami saya ga bakalan sakit ati dibilang begitu)

Suami saya: Jangan salah bu, gw dulu pas masih di surga laki-laki paling ganteng lagi. Trus Tuhan manggil gw, Dia bilang begini:

“Tuhan: Marvin, saya akan kasih tahu kamu mana yang akan mendampingi hidup kamu

Gw: Mana Tuhan?

Tuhan: Wanita itu (sambil nunjuk seorang wanita yang jelek banget)

Gw: Buset dah, kok jelek amat sih Tuhan. Boleh ga saya minta sesuatu Tuhan?

Tuhan: Apa itu?

Gw: Saya ingin bertukar posisi dengannya

Tuhan: Maksudnya?

Gw: Nanti saat terlahir di dunia, tolong jadikan wanita itu wanita tercantik. Dan saya laki-laki yang jelek. Biarlah saya yang jelek dan dia yang cantik. Karena saya ingin hidup saya nanti didampingi oleh bidadari tercantik. “

Teman saya: Aaahhh, so sweettt… Kapan ya gw digituin sama laki gw…

Aaahhh… Gimana ga melting dan mendadak jadi blushing digituin sama suami… Walaupun udah 2 tahun lebih hidup bersama, tetep aja melting.

Mungkin terkesan gombal banget, tapi bagi saya itu romantis. Romantisme seperti itu yang harus tetap dijaga supaya pernikahan langgeng sampai hanya maut yang memisahkan.

This entry was posted in Curhat.

Saling Melengkapi

Masa Pacaran

Masa-masa pacaran adalah masa yang paling indah. Saat itu rasanya semua yang ada di dunia ini milik berdua. Yang terlihat hanyalah yang baik-baiknya saja dari pasangan kita. Satu hal lagi yang nggak bisa dipungkiri adalah, saat pacaran kita pasti merasa kalau pasangan kita itu adalah orang yang paling cocok untuk kita. Banyak persamaan antara diri kita dan si dia. Selain itu, pada saat pacaran, pastinya kita akan melakukan hal-hal yang bisa menyenangkan pasangan kita. Pokoknya, semua yang indah-indah aja deh waktu pacaran! Hehehe…

Saya jadi teringat masa pacaran saya dengan suami. Dia membawa saya ke tempat-tempat bagus (dan mahal) di Bali dengan view yang menakjubkan dan kesan romantis yang luar biasa. Gimana nggak kelepek-kelepek coba diajaknya ke tempat yang seperti itu terus… Hehehe… Yang pasti, seneng banget deh waktu pacaran dulu.

Untuk hal kecocokan satu sama lain, saya sudah menyadari dari awal bahwa banyak yang berbeda diantara kami berdua. Keyakinan kami berbeda, latar belakang keluarga dan pendidikan yang berbeda, suku yang berbeda, umur yang terpaut jauh, lingkungan kami juga berbeda. Saya harus sudah siap mengantisipasi semua perbedaan dan ketidakcocokan yang nantinya pasti akan timbul.

After Wedding Party

Saya rasa semua orang pasti merasa bahagia setelah mereka menjalani prosesi yang namanya pernikahan. Apalagi kalau dilengkapi dengan adanya honeymoon ke suatu tempat yang romantis. Hhhmmm, benar-benar dunia serasa milik berdua deh!

Awal pernikahan, sekitar 3 bulan pertama, semuanya masih berjalan normal. Yang dirasakan masih semua yang indah-indah. Kita merasa hidup kita sempurna dengan adanya pasangan hidup. Tidak berlebihan rasanya jika saya mengklaim 3 bulan pertama pernikahan masih termasuk dalam masa bulan madu (walaupun bulan madunya di rumah aja).

After Honeymoon

Lewat dari 3 bulan setelah prosesi pernikahan, apa yang terjadi? Sifat-sifat pasangan yang (entah sengaja atau tidak) tersebunyi mulai terlihat. Tabiat asli dari pasangan satu per satu bermunculan. Kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri pasangan kita satu per satu timbul ke permukaan. Seringkali pertanyaan “lho kok?” menggantung di benak kita. Cek-cok tak bisa terelakkan. Ada saja hal kecil yang tidak kita suka dari pasangan kita. Dan ada juga “ini-itu” yang tidak cocok di hati kita.

Ternyata banyak sekali perbedaan antara diri kita dengan pasangan kita. Ternyata banyak hal yang tidak cocok antara kita dengan pasangan.

Babak baru proses kehidupan kita dimulai.

Saling Melengkapi (image from: http://news-accounts.com)

Saling Cocok atau Saling Melengkapi?

Pernikahan adalah bersatunya dua insan yang berbeda dalam satu ikatan sakral. Dalam pernikahan dua orang manusia memutuskan untuk hidup bersama, satu rumah, satu atap, satu kamar, satu tempat tidur. Yang namanya dua orang yang berbeda jenis, berbeda isi otak dan berbeda juga isi hatinya, pasti ada banyak hal yang berbeda diantara mereka berdua. Perbedaan-perbedaan tersebut yang harus diatasi supaya hubungan pernikahan bisa langgeng sampai maut yang memisahkan.

Kalau saat masa pacaran kita merasa pasangan kita adalah orang yang paling banyak persamaannya dengan kita, paling cocok dengan kita, namun tidak demikian yang terjadi setelah masa bulan madu. Perbedaan kita dengan pasangan satu per satu bermunculan. Mungkin seringkali kita merasa bahwa kita sudah tidak cocok lagi dengannya. Lalu, selanjutnya apa? Ya sudah, kita akhiri saja hubungan pernikahan ini dengan perceraian.

Fiuuuhh… Amit-amit, jangan sampai perceraian terjadi pada kita. Kalau bisa, menikah hanya sekali seumur hidup.

Pasti akan selalu ada perbedaan atau ketidakcocokan kita dengan pasangan. Hal ini bukan untuk dihindari, tapi untuk diatasi, dicari jalan keluarnya. Saya pun demikian. Dengan semua perbedaan antara saya dan suami, kami selalu berusaha untuk mencari solusinya. Dan kesimpulan saya, solusi terbaik untuk mengatasi semua perbedaan dan ketidakcocokan itu adalah dengan saling melengkapi.

Dengan adanya semua perbedaan yang baru terlihat setelah masa after honeymoon, dengan terlihatnya semua sifat asli dan juga kekurangan pasangan kita, sebaiknya masing-masing dari pasangan suami istri adalah saling melengkapi. Saya akan beri beberapa contoh simple yang terjadi di kehidupan sehari-hari saya bagaimana saya dan suami saling melengkapi.

Suami saya hanya lulusan SMA, sedangkan saya S1. Artinya latar belakang pendidikan kami berbeda. Perbedaan tersebut membuat kami harus berbagi tugas untuk beberapa pekerjaan di  kantor. Suami saya yang lulusan SMA tidak terlalu terdidik untuk mengerjakan pekerjaan yang sifatnya administratif. Jadi untuk hal ini, saya yang handle. Tapi kalau untuk urusan keluar, negosiasi dengan customer ataupun mitra kerja kami, suami saya paling jago. Karena dia tidak malu-malu untuk “menjual diri” (bukan dalam konotasi negatif lho ya). Dalam hal ini kami saling melengkapi.

Contoh lainnya, saya anak bungsu dan saya juga belum pernah memiliki anak. Otomatis saya tidak punya pengalaman sedikitpun dalam mengurus anak. Walaupun saya belajar tentang ilmu keluarga dan anak, namun praktik di lapangan sangat sulit untuk menerapkan teori-teori yang saya dapat di bangku kuliah. Sedangkan suami saya, dia anak pertama dari 5 bersaudara dan sebelumnya ia juga pernah memiliki anak. Otomatis dia punya banyak pengalaman dalam mengurus anak bayi. Nah, saat saya dan suami memiliki bayi (Marvina Annora Sitorus), ada hal-hal tertentu yang tidak bisa, tidak berani dan tidak lihai saya lakukan, misalnya, untuk membujuk anak yang sedang nangis heboh, atau mengurus anak yang lagi sakit. Saat inilah, suami saya melengkapi kekurangan yang ada dalam diri saya. Dia pintar sekali membujuk anak yang sedang menangis meraung-raung dan juga mengurus anak yang lagi tidak enak badan. Saya jadi bersyukur sekali punya suami seperti dia.

**********************************

Masa after honeymoon adalah bumerang dalam hubungan pernikahan jika tidak disikapi dengan bijak. Perceraian bukan hal yang mustahil terjadi jika kedua belah pihak tidak bisa menanggapi setiap permasalahan dengan hati yang dingin.

Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bersyukurlah atas semua kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan kita. Karena walau bagaimanapun dia adalah manusia yang paling cocok yang telah dipersiapkan Tuhan untuk mendampingi hidup kita. Paling cocok bukan dari kacamata kita, namun dari kacamata Tuhan.

Tidak selamanya untuk mempertahankan bahtera rumah tangga yang diperlukan adalah kecocokan antara satu sama lain, namun bagaimana cara untuk me-manage ketidakcocokan yang ada. Jadi, bukan saling cocok yang diperlukan dalam membina pernikahan, tetapi saling melengkapi. 🙂