Suka-Dukanya jadi Istri

Amazing Wife (Image from: www.everydaypeoplecartoons.com)

Siapa bilang jadi istri itu mudah? Kalo menurut saya sih susah-susah gampang. Banyak enaknya dan banyak juga nggak enaknya. Gimana nggak begitu, dua orang manusia harus bersatu, hidup serumah, tinggal bareng setiap hari. Bangun tidur yang kita lihat orang itu dan mau tidur juga orang itu lagi… Fiuuuhhh, kadang rasa bosan nggak bisa ditepis.

Saya orang Jawa sedangkan suami saya campuran Batak-Ambon (beuuhhh, kombinasi yang sempurna kan? hehehe…). Tipikal orang Jawa yang kalem, lemah gemulai kayak putri Solo plus mudah sakit hati harus berhadapan dengan Tipikal orang Batak-Ambon yang kalau ngomong blak-blakan (yang sering bikin sakit hati) plus nada keras seperti orang yang lagi ngebentak. Ya, bisa dipastikan kalau sering terjadi “gonjang-ganjing” di rumah. Hahaha…

Oh iya, masih belum lagi kalau suami saya yang teramat sangat ramah (terutama sama yang namanya perempuan), berbuat hal-hal (yang menurutnya) “konyol”, tapi bikin saya cemburu setengah gila! Huaaa, bisa hancur rumah kami. Putri Solo bisa berubah menjadi monster ganas secara tiba-tiba! Wekekek…

Karena dua orang yang berbeda, otak yang berbeda dan hati yang juga berbeda harus menjadi satu maka bukan hal yang mustahil kalau terjadi kres diantara pasangan suami istri. Bigitupun juga dengan saya dan suami saya. Seringkali terjadi miskomunikasi diantara kami berdua. Saat suami saya bilang apa, saya nangkepnya kemana. Atau kalau suami saya ngomong apa saya menanggapinya dengan pemikiran yang telah “loncat dua-tiga kali” dari yang seharusnya. Tak ayal hal ini membuatnya uring-uringan karena tanggapan dari saya nggak sesuai dengan yang (mungkin) diharapkannya.

Kalau misalnya nggak ada salah satu pihak yang mau ngalah dan berjiwa besar, mungkin seumur jagung perkawinan saya telah kandas. Amit-amit deh!

Hhhmmm, jadi istri itu enak lho. Kita memiliki seseorang yang selalu ditunggu untuk pulang ke rumah. Kita punya seseorang yang pasti akan selalu menghabiskan makanan kita bagaimanapun rasa masakan itu. Kita punya seseorang yang pasti akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita punya seseorang yang pasti akan mendengarkan keluh kesah kita. Kita punya seseorang yang bisa diajak mimpi bersama dan berusaha mewujudkan mimpi itu.

Saya sampai pada satu kesimpulan menjadi seorang istri dan memiliki seorang suami itu enaknya kita memiliki teman hidup, seorang sahabat sejati. Ya, memiliki sahabat sejati. Itulah enaknya menjadi seorang istri.

Partner Kerja Suami

Menjadi entrepreneur memang merupakan salah satu keinginan saya. Keinginan ini kemudian manjadi semakin menggebu-gebu saat saya duduk di bangku kuliah. Saya pun lalu merancang hidup saya setelah kuliah nanti bagaimana. Dan tentu saja, menjadi wirausaha saya masukkan di daftar rencana hidup tersebut.

Setelah menuntaskan studi S1, saya kemudian membuka salah satu usaha yang bergerak di bidang travel. Saat itu semuanya saya handle sendiri. Bisa dibilang pekerjaan dari office girl, marketing, customer service, accounting, public relation sampai owner saya lakukan semuanya sendiri. Capek memang, tapi saya menjalaninya dengan suka cita karena inilah salah satu hal yang saya inginkan dalam hidup saya.

Tak selang beberapa saat saya menemukan belahan jiwa saya. Mau tak mau saya harus ikut bersamanya menjalani hidup di kota lain. Suami saya seorang entrepreneur di bidang yang sama dengan saya. Hanya bedanya, dia telah menjalani usahanya ini sejak 3 tahun yang lalu. Jadi bisa dibilang usahanya jauh lebih settle dari saya.

Partner Kerja Suami

Saat ini, sebagai seorang istri, tentunya saya harus mendukung usaha suami saya. Yang bisa saya lakukan adalah berusaha untuk menjadi partner kerja yang baik bagi suami. Saya akui, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara kami berdua. Hanya saja, saat suami saya harus mengurusi beberapa hal di luar kantor, saya yang harus stay di kantor untuk mengurusi urusan internal. Selain itu, saya juga bertanggungjawab akan administrasi kantor kami. Saya mencoba untuk menikmati salah satu peran saya ini. Saya berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi suami, calon anak kami dan juga usaha kami… 🙂

Suamiku Sayang…

I Love My Husband

Oke, memang baru seumur jagung saya hidup dengan suami saya. Tapi nggak ada salahnya kan kalau saya menuliskan sesuatu tentang dirinya??? Itung-itung, pagi-pagi ngegombalin suami (lho???) Hehehe… 😀

Suami saya adalah seorang yang sangat pekerja keras. Untuk hal ini tidak usah diragukan lagi. Pagi, siang, sore, bahkan sampai larut yang ada di otaknya hanya kerja, kerja dan kerja. Hanya bagaimana caranya menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga kami, memenuhi semua kebutuhan kami. Oh iya, FYI, kami tidak hanya tinggak berdua, tapi ada adik-adik dan juga beberapa karyawan yang menggantungkan hidupnya pada kami. So, dalam sehari kami harus menyediakan makanan yang cukup untuk 8-10 orang.

Suami saya orangnya easy going dan sangat cepat sekali beradaptasi. Tidak hanya saat bergaul dengan orang lain, tapi juga dalam urusan pekerjaan. Dia sempat beberapa kali berganti profesi dan dia dapat belajar dengan cepat untuk menguasai pekerjaan barunya itu.

Suami saya selallu berusaha untuk mengabulkan semua yang saya minta dan semua kebutuhan saya. Saat saya nyeletuk “pengen creambath ih”, suami saya langsung bilang “Ya udah creambath aja sana, di belakang kantor kan ada salon”. Padahal saya sangat tahu, saat saya ngomong seperti itu kondisi keuangan kami sedang sekarat dan hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Dan saya pun ngomong seperti itu hanya sekedar nyeletuk saja, tidak ada niatan yang sebenarnya. Tapi suami saya langsung menyuruh saya untuk melakukan yang saya inginkan.

Suami saya orangnya lucu dan suka sekali menggoda (ngisengin) orang lain. Apalagi ngegodain dan ngisengin saya. He always try to make me laugh.

Suami saya orangnya baiiikkkk banget… sampai salah satu karyawan kami pernah bilang “abang kan murah hatinya”. Ya, saya akui hal itu. Dia sering sekali menolong orang, dalam hal apapun. Terutama jika ada orang yang kekurangan makan, pasti langsung ia beri makan. Suami saya juga tidak segan-segan untuk menyumbangkan uangnya (kadang dalam jumlah yang cukup besar) ke beberapa yayasan. Dan untuk hal tolong-menolong ini ia tidak pandang bulu, sara. Semua orang yang menurutnya butuh bantuan pasti ia bantu.

Yah, itulah suami saya walaupun penampilan fisiknya (mungkin) agak menyeramkan. Tapi ia memiliki hati yang baik. Walaupun memang ada beberapa perilaku suami saya yang kurang saya suka, namun saya selalu berusaha untuk mengingat hal-hal baik yang yang ada dalam dirinya jika kami sedang bertengkar. Dan hal inilah yang dapat membuat saya jatuh cinta setiap hari padanya… 🙂

Honey,, I love u… Si kecil juga… 🙂

With Love,

Jegeg

Happy B’day Honey… :)

Happy Birthday

Hari ini suami saya ulang tahun.

Saya nggak nyiapin kado apapun untuk dia… Maaf ya sayang…

Namun saya akan selalu berdoa untuknya.

Semoga dengan bertambahnya usia dan berkurangnya jatah hidupnya suami saya bisa menjadi lebih bijak dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

Semoga suami saya bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kami nanti.

Semoga suami saya selalu diberi kelapangan hati oleh Allah apabila ada harapan-harapan hidup yang tidak tercapai.

Semoga suami saya menjadi lebih sabar dalam menghadapi “keanehan-keanehan” saya dan tidak menjadikan “tulang rusuknya” ini semakin bengkok ataupun patah.

Semoga semua mimpi-mimpinya bisa terwujud.

Semoga suami saya bisa menabung untuk masa depan anak-anak kami nanti.

Semoga suami saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan, karena hanya kepadaNyalah kami nanti akan kembali.

Semoga kami berdua bisa selalu bersama-sama sampai di surga nanti… Amien…

Selamat Ulang Tahun ya sayang… We love u… 🙂

Fallin’ in Love

Love

Pagi ini saya membuka mata dan entah mengapa saya langsung teringat saat pertama kali bertemu dengan suami saya.

Saya jadi senyum-senyum sendiri dibuatnya…

Daaaannnn, saya jatuh cinta lagi sama dia…

Honey, I’m fallin’ in love with you… Again n again… :”)