Bosan dengan Perilaku Istri by Arga

Saya seorang suami. Pegawai yang mapan walau tidak kaya. Usia saya 50 tahun, sedangkan istri 45 tahun.

Sudah 4 tahunan istri tidak mau mencuci piring atau pakaian, menyapu lantai rumah juga tidak mau dengan alasan capai. Saya yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga itu, padahal kami sama-sama bekerja. Saya guru SLTA istri saya  guru PAUD. Kalau saya suruh mengerjakan alasan capai terus disuruh cari pembantu. Akhirnya semua saya yang kerjakan. Kalau disuruh, istri saya malah marah dan selalu bilang cari pembantu saja.

Bagaimana solusinya? Istri saya hanya sibuk dengan organisasi dan facebook.

Antara Orangtua dan Suami by Dhinnie Cute

Sekarang ini saya sedang menghadapi masalah dengan suami saya. Di awal bulan Juni 2013 kami ribut besar yang sebenarnya hanya masalah sepele, lantaran saya tidak mengikuti kemauan suami saya dan di sisi lain saya harus menghormati kedua orang tua saya. Akhirnya kami pisah kurang lebih 1 bulan dan sekarang kami sudah rujuk kembali karena kami memikirkan anak kami yang baru berusia 2 tahun.

Pada intinya suami saya menaruh benci yang teramat dalam kepada orang tua saya. Saya kira setelah kami rujuk suami saya tidak menaruh dendam lagi pada orang tua saya. Ternyata dia masih menaruh dendam.

Di bulan suci Ramadhan ini jujur saya ingin sekali berbuka bersama dengan keluarga saya. Lalu saya sampaikan kepada suami saya. Namun ternyata suami saya tidak berkomentar apa-apa. Dia hanya diam dan membahas yang lain. Akhirnya saya tidak datang ke acara keluarga saya. Saya hanya bisa diam, mengikuti kemauan suami saya.

Pada suatu hari suami saya bilang akan pergi ke rumah orang tuanya buat berbuka disana. Saya pun ikut tanpa ada rasa ingin membalas perbuatan suami saya kepada keluarga saya.

Saya harus bagaimana? Keluarga saya sekarang ini sudah tidak simpati lagi dengan suami saya. Pada awal keributan kemarin keluarga saya menyarankan untuk berpisah (cerai) dengan suami saya. Namun saat itu saya berpikir setiap manusia pasti bisa berubah dan bisa saling memaafkan. Tapi nyatanya suami saya sampai sekarang masih menaruh dendam kepada keluarga saya.

Pertanyaan saya:

  1. Apakah saya harus terus mengikuti kemauan suami saya?
  2. Apakah saya harus berpisah dgn suami saya? (karena saya tidak sanggup jika hidup saya jauh dari keluarga besar saya)

Terimakasih sebelumnya

Tidak Pernah Tidur Bersama Suami setelah Punya Anak by Sari Pratiwi

Saya baru satu setengah tahun menikah dengan suami dan sudah dikaruniai satu orang anak.

Dulu kami berjauhan karena pekerjaan, tapi sudah 8 bulan ini kami dapat hidup bersama. Sejak anak kami lahir 5 bulan yang lalu, saya belum pernah sekalipun tidur bersama suami. Dia selalu menolak jika saya ingin tidur dengan dia. Jangankan tidur bersama, terkadang saya peluk saja dia tidak mau. Alasannya macam – macam.

Apakah dia tidak mengerti jika saya butuh kasih sayang dari dia?

Saya harus bagaimana?

Apakah saya harus menganggapnya wajar?

Tapi kan seorang istri berhak atas kasih sayang suaminya.

“Perselingkuhan Suamiku” by Eka Wisrianti

Sudah 13 tahun aku menikah, 6 tahun belakangan ini suamiku mengkhianatiku. Ya, mungkin dalam sebagian besar perjalanan rumah tangga, perselingkuhan memang bukan hal yang asing lagi, begitupun yang terjadi dalam kehidupan rumah tanggaku.

Aku menikah dengan suamiku yang sekarang tahun 2000. Kami menikah tanpa pacaran dan belum kenal dekat sebelumnya. Kami saling dikenalkan oleh keluargaku. Statusku memang pada saat itu sudah janda dengan 1 orang anak laki-laki (yang pada waktu kami jumpa baru berusia 3,5 tahun). Sementara suamiku mengaku masih jejaka (walau pada akhirnya ketahuan bahwa dia pernah menikah dengan wanita sunda dan meninggalkan istri dengan satu orang anak tanpa sebab dan kabar). Dengan alasan demi masa depan anakku, pihak keluargaku agak memaksaku menikah dengan D (nama depan suamiku). Mereka bilang D adalah orang yang baik, lembut, pengertian dan akan jadi sosok ayah dan suami yang baik untukku dan anakku. Walau tanpa cinta dan bak menerima kucing dalam karung, aku aakhirnya resmi jadi nyonya D.

Kurang dari satu bulan usai acara pernikahan kami, aku diboyong D ke kota Bengkulu, dimana dia tinggal sebelumnya. D sebenarnya berasal dari kota Padang-Sumatra Barat, tapi anehnya , pada saat kami pesta pernikahan, tak ada seorang pun saudara D yang datang. Hanya teman-temannya saja yang jadi kerabat pengiring mempelai. Namun walaupun demikian aku pasrah karena orangtua dan keluarga besarku semuanya menyukai D.

Tahun pertama kehidupan berjalan lancar dan harmonis. Walaupun ada pertengkaran yang mengakibatkan D tega main tangan padaku, tapi aku maafkan karena aku berfikir mungkin aku juga ada salah. Dan akupun mulai hamil. Tahun 2002 aku melahirkan seorang bayi laki-laki yang lucu. Kami hidup bahagia walau banyak suka dukanya.

Selingkuh (Image: www.kabar24.com)

Selingkuh (Image: www.kabar24.com)

Menginjak tahun ke-7 pernikahan kami, badai mulai datang menerpa rumah tanggaku. Bencana tersebut diawali dengan datangnya sepasang suami istri kerumah kami. Mereka minta tolong diberi bantuan karena anak perempuan mereka tengah sakit. Karena kasihan, kami setuju untuk membiayai pengobatan anak mereka tersebut. Tapi celakanya, D mulai minta balas budi atas bantuannya. Entah apa saja yang D lakukan di belakangku, aku tidak sepenuhnya tau. D sering datang kerumah keluarga itu dengan alasan mau melihat keadaan Ria (nama anak perempuan yang sakit itu). Dan hasilnya, si Ria akhirnya mengaku telah dipaksa oleh D untuk melayani nafsu binatangnya. Aku tanya ke suamiku, dia malah marah dan sampai ingin kami bercerai.

Kisah diatas hanyalah awal yang belum seberapa menyakitkan. Karena mulai dari peristiwa itu sampai sekarang D sudah seperti ketagihan selingkuh. Mulai dari istri orang, janda, perawan tua, bahkan adik kandungku sendiri sampai hamil dan melahirkan anak benih dari suamiku.

Tahun 2011 D kabur dari rumah, lari dengan istri seorang kontraktor yang bangkrut menuju kota Medan. Hampir 1 tahun aku dan 3 orang anakku hidup terlunta-lunta di kota asalku, Batusangkar. Sumatera Barat. Akhirnya Allah mengabulkan doa-doaku untuk mengembalikan D pada kami.

Bulan Maret 2012 D datang dan sujud di kaki mamaku, mohon maaf padaku, dan untuk kesekian kalinya berjanji tak lagi mengulangi perbuatannya. Akhirnya disaksikan seluruh keluarga, kami rujuk kembali dengan cara Islam. Setelah itu D membawa aku ke kota Medan.

Kebahagiaan kurasakan sejenak setelah sampai di Medan. Kulihat D memang benar-benar berubah sikap dan tingkah lakunya. Namun trauma yang kurasakan kembali membuka mataku tentang perbuatan D yang sebenarnya di belakangku.

Hari itu aku sengaja mengikuti suamiku ke tempat kerjanya disebuah klinik kesehatan. Aku mengikutinya karena aku curiga tiba-tiba dia buru-buru berangkat setelah terima telepon. Memang sungguh biadab perbuatan suamiku yang kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri. D dan seorang asistennya yang berstatus istri orang tengah memadu cinta layaknya suami istri. Aku hancur dan tak bisa lagi berkata-kata. Aku langsung pulang ke rumah, dia pun menyusulku. Aku minta pulang ke Padang, namun D mohon ampun dan benar-benar berjanji lagi untuk tidak mengulangi perbuatannya itu. Anak-anak juga memaksaku untuk tidak kembali ke Padang.

Aku pasrah… Dan kepasrahan itu juga yang membuatku tersenyum ketika minggu lalu seorang laki-laki marah-marah pada D karena selingkuh sama istrinya. Aku hanya butuh anak-anakku dan Allah tempat ku mengadu…

YAA ALLAH… KUATKANLAH AKU DALAM MENERIMA UJIANMU, DAN BIARKANLAH AKU TETAP BERNAFAS UNTUK MENJAGA BUAH HATIKU SEBAGAI TITIPANMU… AMIN YAA ROOBALLALAMIIN…

Cemburu dengan Istri Teman Suamiku by Diana Riyadi

Malam semua….
Malam ini aku dan suamiku untuk kesekian kalinya bersitegang malah sampai saling mendiamkan. Aku tadi coba curhatkan kepada suamiku tentang ketidak sukaanku kepada istri teman baiknya. Karena setiap mereka (teman suamiku dan istrinya) kerumahku, si istri selalu berpakaian mini. Jujur saja ada rasa cemburu dihatiku apalagi hampir setiap suamiku pulang kerja dari luar kota mereka pasti bertandang ke rumah.
Sudah sering kubicarakan dengan suamiku tapi dia bilang, “Ya…gimana cara mau bilangnya. Aku gak enak sama I***, apalagi kalau harus bilang ke istrinya”.
Uh….. Tambah kesel aku. Apalagi beberapa hari ini suamiku sering kerumahnya untuk mengurus kerjaanya yang baru dengan temannya itu. Rasa sakit dihatiku kutahan sampai menetes airmata ini dan sesak didada setiap kudengar mereka akan bertemu dirumahnya. Aku bingung harus bagaimana….?

Diambang Batas Kesabaran by Evi Suzana

Batas Kesabaran (image from: www.rheindun.wordpress.com)

Batas Kesabaran (image from: www.rheindun.wordpress.com)

Saya seorang istri yang baru menikah 4 bulan ini. Tapi selama 4 bulan ini saya tidak pernah merasakan kebahagiaan. Diusia pernikahan kami yg masih sangat muda, suami saya ternyata selingkuh dengan istri orang namun sampai hari ini tidak ada pengakuan dari dia. Masalah lain, saya tidak pernah dinafkahi layaknya seorang suami bertanggung jawab terhadap istri untuk menafkahi sang istri.

Saat ini kami berjauh-jauhan karena tuntutan pekerjaan. Suami saya tinggal di kota dia tempatnya bekerja dan kami mengontrak rumah disana. Niat mengontrak rumah adalah untuk mandiri dan bisa lepas dari orang tua, tapi yang terjadi kalau saya tidak berada disana dia tidak pernah tinggal dirumah kontrakan kami. Dia malah kembali ke rumah orangtuanya. Hal ini menyebabkan mertua saya selalu mencampuri urusan rumah tangga kami.

Suami saya juga termasuk anak mama. Dia lengket sekali sama ibunya. Apa yg dikatakan ibunya selalu dituruti tanpa berdiskusi dulu sama saya. Kadangkala hal ini membuat saya sangat jengkel.

Saya sudah bilang kalau saya minta cerai tapi dia tidak mau dengan alasan dia sayang sama saya. Tapi kalau sayang, kenapa seperti itu sifatnya, tidak pernah menghargai saya sebagai istrinya.

Saya sudah terlalu sabar menghadapi tingkah suami saya. Dan saat ini saya sudah di ambang batas kesabaran saya.
Apa yang harus saya lakukan?