Kesendirian by Susi Susanty Shanty

Saya sangat merasa bersalah pada suami saya karena saya sudah mengecewakan dia. Pertama, karena facebook. Sekarang saya balas sms cowok tapi saya hanya balas sms nggak ada hubungan apa-apa.

Ya Allah… Saya sangat mencintai suami saya. Saya takut kehilangan dia, meskipun dia itu duda anak 3, saya rela mengurus 3 anaknya.

Yang membuat saya sedih karena sampai sekarang saya belum bisa memberikan dia keturunan. Kami sudah hampir 2 tahun menikah. Rasanya saya sudah tidak tahan lagi hidup di dunia ini karena saya tidak bearti baginya. Dia hanya menyayangi anak-anaknya.

Kalau istri mudah dicari, tapi anak tidak mudah mendapatkannya. Nyatanya menikah dengan saya dia belum mendapatkan anak…

YA ALLAH… 🙁

Apa yang Harus Saya Lakukan Jika Begini Terus? by Vidie Lubis

Saya Ibu dari 1 anak laki-laki yang kini berusia hampir 4 tahun. Pernikahan saya, sangat hambar, nggak jelas rasa. Mungkin karna dari awal, pernikahan kami sudah salah.

Kami menikah tahun 2009, tanpa dihadiri oleh 1 orangpun keluarga dari suami. Hal itu dikarenakan mereka tidak menginginkan pernikahan ini terjadi hanya karena salah paham dan mereka merasa keluarga saya terlalu jauh dengan mereka secara latar belakang, baik kemampuan, pendidikan, dan sebagainya. Sampai detik ini, setiap kali bertengkar, suami selalu mengingatkan dengan nada keras, bahwa sayalah penyebab dia mendurhakai kedua orang tuanya. Padahal kesepakatan nikah itu, dari kami berdua, dan saya tidak pernah memaksakan, jika memang dia tidak berkehendak.

Sampai detik ini, keluarganya masih tidak ingin berhubungan dengan keluarga besar saya padahal niat baik selalu di ungkapkan oleh keluarga besar saya, terutama orang tua saya. Saya hanya bisa bersabar dengan keadaan ini. Berharap mereka melunakan hati untuk menerima semua kenyataan ini. Walau sedih rasanya melihat orang tua saya yang berharap hubungan jauh lebih baik dengan siapapun. Continue reading →

Keadaan yang Tak Kubayangkan by Mom Akha

Keadaan yang tak pernah kubayangkan:

  1. Tinggal bersama mertua, adik ipar & keponakan
  2. Tiap hari suami sibuk kerja cuma wekeend seminggu sekali
  3. Aku lagi hamil 7 bulan dan sebentar lagi lahiran
  4. Ekonomi yang tidak memadai

Kebayang nggak sih???

Perlu diketahui aku anak tunggil alias dari orok aku cuma tinggal sama ibu dan bapak. Dan sekarang aku tinggal dengan 9 orang bo! Di dalam “1 mangkok” pula!!! It’s amazing!!! Bukannya nggak mau kost atau ngontrak, tapi keadaan yang serba siput! Well, dinikmati aja hidup ini.

Aku dan Sepenggal Kisah by Moms Nano

29 Mei2011, aku menikah dengan anggota polisi dan mempunyai dua anak cewek dan cowok. Anak pertamaku cewek, sekarang berusia 2 tahun. Dan anak keduaku cowok berusia 1 tahun.

Saat kelahiran anak pertama kami rumah tanggaku masih baik-baik saja. Suamiku selalu perhatian kepada aku dan anakku. Setelah anak pertamaku berusia 3 bulan aku dinyatakan positif hamil anak kedua yang berjenis kelamin cowok. Lengkaplah sudah kebahagiaan kami mempunyai sepasang anak. Akan tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama semenjak kehamilan anak kedua.

Suamiku berubah, dia berselingkuh dengan perempuan yang dikenalnya melalui pesan singkat. Aku kaget, menangis dan marah, tetapi hal itu aku maafkan karena suamiku meminta maaf kepadaku. Dia khilaf dan tidak akan mengulanginya lagi.

Sebagai istri aku tetap harus memaafkan kesalahan suami jika dia khilaf. Tetapi tidak sampai disitu penderitaanku. Suamiku sering pulang pagi dan mabuk-mabukan padahal kondisi saat itu aku sedang hamil besar. Walaupun aku berusaha marah tetapi aku selalu memaafkan keselahan suamiku. Continue reading →

Cinta Tak Kan Usai by Shanty Adhy Yudhistira

Cinta tak kan usai…
Cinta yang tak pernah padam…

Hari ini aku mencoba menelaah tentang perasaan cinta yang tak pernah padam… Yang mana aku berpikir sepertinya tak masuk logika. Meskipun sering aku dengar lagu milik vina panduwinata yang judulnya ‘Logika’

Dimana… logika… hatiku… jatuh cinta kepadanya…
Tetapi… ternyata… asmara… tak kenal dengan logika…

Ketika teman aku mengalami cinta yang tak pernah usang, cinta pertamanya. Yang dialaminya ketika saat kuliah. Tadinya aku berpikir, apa sih yang dia tunggu? sedangkan dia tahu kemunkinan untuk bersatu prosentasenya amatlah kecil. Mengingat si cinta pertamanya tak lagi sendiri. Tapi begitu setianya dia kepada si lelaki itu. Kebetulan teman aku ini perempuan. Tapi ternyata ketidak-logikaan cinta menunjukkan kebesaran dan keangkuhannya. Cinta begitu berkuasanya bertengger dengan sombongnya disana. Dengan segala perasaan dan harapan. Yang selalu berharap pada akhirnya terwujud nyata.

Ada lagi yang membuat aku heran dengan teman perempuanku ini. Ketika sang arjuna menikah, justru terjadi ketika jalinan cinta mereka masih tertata rapi (info ini aku dapat dari sumber yang aku percaya). Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, justru teman perempuanku inilah yang mempersiapkan segala persiapan pernikahan sang arjunanya untuk menikah dengan orang lain. Sampai aku berpikir, kenapa bukan menikah dengannya saja? Kenapa harus menikah dengan perempuan lain? Ada apakah ini? Continue reading →

Saya atau Dia yang Salah? by Emmha Fitria

Saya seorang istri usia 21 tahun, suami  saya 24 tahun. Kami menikah kurang lebih baru 2 tahun. Akan tetapi disetiap perjalanan bahtera rumah tangga kami selalu ditimpa masalah. Entah masalah yang sepele atau yang besar sekalipun.

Awal pernikahan kami memang tidak seindah pasangan-pasangan lainnya. Sebelum menikah, saat kami masih saling baru mengenal, disanalah kami masih sama-sama memiliki pasangan. Entah karena alasan apa, suami saya dulu memaksa untuk menjadi kekasih gelap saya. Karena pada saat itu saya juga merasa kesepian dan kurang perhatian ditinggal pacar yang super sibuk dengan kegiatan kampus, akhirnya saya terimalah permintaan suami saya. Hingga pada suatu waktu saya bingung untuk memutuskan lanjut hubungan dengan siapa. Karena tidak mungkin terus menerus saya jalan bergantian dengan laki-laki yang berbeda setiap hari.

Dengan pertimbangan ini-itu, saya pun memutuskan untuk serius dengan suami saya dan memutus hubungan dengan pacar lama saya. Ditengah hubungan kami yang mulai serius (menurut saya), ada hambatan lain. Saya coba untuk mengenalkan calon suami saya itu kepada mama saya terlebih dahulu. Finally, kesan mama selalu tidak setuju. Alasan mama adalah karena latar belakang keluarganya yang berantakan dan belum jelas (begitu kata mama). Mama takut jika saya terua berhubungan kedepannya dengan suami saya tidak akan langgeng. “Yaaah, paling nggak jauh-jauh kayak nasib rumah tangga orangtuanya. Karena sudah ada bibit tertanam di dirinya”, begitu kata-kata mama yang selalu akhirnya saya jadikan pertimbangan ulang. Continue reading →