Mang Deden

15 Juni 2009 adalah ulang tahun kakak saya tersayang (di facebook, Ninda Fadlillah) yang ke 25. Untuk merayakan ulang tahunnya tersebut saya sengaja merencana kan suatu kejutan untuknya. Tentunya saya tidak sendirian dalam merealisasikan kejutan itu. Kejutan untuk kakak saya itu fully funded by her husband (bahkan ada lebihnya lho… hehehe… 🙂 ).

Akan tetapi, suami kakak saya tidak ikut membantu dalam menyiapkan segala sesuatunya. Ia mempercayakan penuh pada saya. So, jadilah saya merangkap beberapa posisi penting demi suksesnya acara tersebut, yakni ketua panitia, bendahara, seksi acara, seksi konsumsi sekaligus logtrans. Eh, ada satu lagi, seksi dekorasi juga… namun, untuk dekorasi ini saya dibantu oleh seseorang yang bekerja membantu pekerjaan rumah tangga kakak saya, namanya mang Deden. Continue reading →

Terbaik Untukku?

Pernah nggak sih ngerasa…

“Kok cuman segini sih??” atau…

”Padahal kan gue udah ngelakuin semaksimal mungkin, tapi kok hasilnya gak sama seperti usaha gue ya??” atau…

”Gila, gue udah bela-belain buat begadang-begadang, hasilnya cuman segini doang???”

Well, itu semua reaksi kita saat baru saja mengetahui hasil dari usaha yang udah kita lakuin. Menurut saya, itu merupakan reaksi pertama yang wajar. Sangat wajar malah. Kita nggak bisa menghindari yang namanya kekecewaan. Merasa kalau hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan usaha atau kerja keras yang telah kita lakukan. Tapi yang terpenting adalah, bagaimana kita menyikapi hasil yang tidak sesuai itu dengan selalu berpikir positif. Sayapun pernah beberapa kali mengalami hal itu. Hasil yang diperoleh tidak seperti yang saya harapkan. Tidak sesuai dengan usaha yang sudah saya lakukan. Tapi saya selalu melihat dari sisi positifnya. Saya yakin hasil itu adalah yang terbaik untuk saya. Continue reading →

Untuk Para Calon Ayah

Setelah sebelumnya menulis tentang sekolah untuk menjadi seorang ibu, saya tergelitik untuk menulis tentang pasangan ibu. Ya, siapa lagi kalau bukan ayah.

Tak bisa dipungkiri kalau ayah memiliki peranan yang sama pentingnya dalam proses pengasuhan anak.

Tapi, sebelum masuk ke inti, saya ingin cerita terlebih dahulu.

Papa di mata saya

Papa, hanya ada satu kata untuk menggambarkan papa saya. Otoriter.

Saat saya berumur belasan tahun dan mulai memasuki dunia remaja, sifat papa ini semakin menjadi. Apapun yang diinginkan, tidak serta merta dikabulkan oleh papa.

Nggak boleh melakukan ini dan dilarang melakukan itu, tanpa ada penjelasan yang tuntas.

Kalaupun boleh, pasti ada beberapa kondisi (syarat) yang mengikutinya.

Kebebasan dikekang.

Di sisi lain, remaja selalu merasa bahwa dirinya sudah besar, sudah dewasa. Tidak seharusnya orang tua masih memperlakukan remaja seperti anak kecil yang harus selalu diatur.

Itu juga yang saya alami. Sifat ini mendorong saya untuk berontak. Saya melawan jika berbeda pendapat dengan papa. Tak jarang papa geram pada saya. Continue reading →

Ketika Aku Diremehkan

Pasti pernah ngerasain donk gimana rasanya kalau ada satu orang, atau bahkan mungkin lebih dari satu orang, yang meremehkan kita? Rasanya nggak enak kan? Kalau bisa digambarkan, mungkin seperti ini, di dalam dada ini rasanya ada yang meletup-letup seperti gunung vulkanik yang siap menyemburkan magma panasnya… hati jadi dongkol dan pengen ngegampar tuh orang, bener nggak?

Saya juga pernah merasakan hal itu, dan tidak hanya sekali saya merasakannya!

Ok, saya akan menceritakan satu-persatu apa saja yang orang remehkan tentang saya.

USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB)

Pertama kali saya diremehkan yaitu saat saya kelas tiga SMA. Saat itu saya ingin mendaftar PMDK di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. Melihat nilai rapor saya dari kelas satu hingga kelas tiga SMA, guru BK saya menyarankan saya untuk mendaftar ke IPB. Dan saya menuruti saran beliau. Saya mendaftarkan diri ke IPB melalui jalur USMI. Continue reading →

Jangan hanya sekedar Let it Flow!!

Let it flow aja lah… Jalani hidup kita dengan mengalir seperti air…”, banyak teman-teman saya yang berkata demikian. Tapi saya kok kurang setuju ya dengan pandangan Let it flow ini…

Lulus Kuliah

Apalagi yang jadi pokok bahasan mahasiswa tingkat akhir seperti saya ini kalalu bukan masalah lulus?

Saat saya masih semester empat dulu, saya ingin sekali jadi yang pertama di IKK. Pertama seminar, pertama sidang dan pastinya yang pertama lulus. Tapi sayangnya, saya nggak bisa mewujudkan hal itu disebabkan oleh pencapaian saya yang lain. Pencapaian yang lain itu benar-benar sesuai dengan keinginan saya selain jadi lulusan pertama IKK. Yah, memang harus ada yang dikorbankan, dan saya harus mengorbankan jadi lulusan pertama IKK.

Tapi saya nggak nyesel tuh dengan nggak jadi yang pertama lulus, atau lebih tepatnya, dengan nggak lulus cepet-cepet. Continue reading →

Episode Pertama Ngambil Data

Setelah satu setengah bulan ini berkutat terus dengan urusan skripsi, rasanya perlu deh saya certain bagian terpenting dari perjalanan nyusun buku pertama saya ini, yang Insya Allah akan dirilis bulan Februari mendatang (Amien…).

Butuh waktu dua minggu untuk menyelesaikan 80% proposal dan instrumennya (kuesioner). Setelah konsultasi kedua, dosen pembimbing saya menyuruh saya untuk melakukan try out (uji coba) kuesioner. Girang bukan kepalang saya bisa melewati tahap ini diluar jangka waktu yang saya tetapkan. Sambil mengumpulkan beberapa responden try out, saya sekaligus mengurus izin penelitian di kesbang linmas Bogor, Dinas Pendidikan kota Bogor dan beberapa SMA di kota Bogor.

19 responden sudah terkumpul untuk try out kuesioner saya. Setelah saya olah data yang diperoleh dari responden-responden itu, nilai reliabilitas yang saya peroleh dari kuesioner yang sudah saya susun cukup tinggi. Saya langsung lapor ke dosen pembimbing dong, dan beliau langsung mengizinkan saya untuk turun lapang ngambil data.

Sebelum proses ngambil data dimulai, pastinya saya janjian sama SMA yang bersangkutan. Setelah dapat jadwal, saya langsung menyiapkan semua keperluan untuk ngambil data.

Senin, 30 November 2009

Jadwal ngambil data hari itu di SMA PGRI 4 Bogor. Jam 8 pagi saya janjian dengan ibu Tini untuk ngambil data di SMA tersebut. Jam 7.30 WIB saya sudah sampai disana. Saya langsung menuju ke kantor bu Tini. Pintunya ditutup dan tidak ada orang disana. Saya pun menunggu sambil duduk-duduk di depan kantor beliau. Penjaga sekolah menghampiri saya. Continue reading →