Too Good to be True

Semalam teman saya yang dulu pernah jadi “partner in crime” saat kami di Jerman tiba-tiba menelepon saya. Tahu lah ya gimana kalau 2 orang teman lama kumpul, cewek-cewek pula! suasananya seperti apa? Yes, you’re right! obrolan kami nggak jauh-jauh dari yang namanya pasangan hidup!

Nggak tahu kenapa, teman saya ini demen banget sama yang namanya bule. Dia ingin sekali punya suami bule. Salah satu cara yang ditempuhnya untuk mewujudkan mimpi utamanya itu dengan bergabung di salah satu situs jejaring sosial untuk para backpacker www.couchsurfing.com. Teman menjadi host dari beberapa bule yang lagi liburan di Indonesia. Singkat cerita, dia menjadi host satu bule Prancis yang lagi traveling ke Indonesia. Mereka saling jatuh cinta. Lalu mereka merencanakan ini-itu. Tapi ternyata kenyataan nggak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Bule Prancis itu ketemu dengan cewek Prancis juga dan akhirnya mereka jadian, so teman saya ditinggalin. Teman saya shock banget karena dari sekian banyak bule yang pernah dipacarinya, dia yakin bule inilah yang akan jadi pendamping hidupnya.

Eniwei, saya dan suami bisa bertemu lantaran ada situs jejaring backpacker www.couchsurfing.com juga. Waktu itu saya, backpacker kere, numpang di rumah suami saat traveling ke Bali. Pertemanan kami berlanjut dan akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Dan Alhamdulillah kami saat ini telah dikaruniai satu buah hati yang sangat lucu. Nah, hal inilah yang bikin teman saya bilang “hidup lo itu sempurna banget deh Vin… Too good to be true lah…”

My Little Family

Ya, saya merasa hidup saya saat ini sempurna. I have a simple and normal life, and I love it!

Orang bilang too good to be true. It really comes true. Thank’s God… 🙂

Proud of You Honey

Suami saya orangnya baik, supel dan tulus. Selain itu, dia juga selalu melakukan yg terbaik yang dia bisa untuk orang lain.

Saya dan suami sama-sama bergabung di couchsurfing. Tahu lah ya couchsurfing itu seperti apa. Buat yang belum tahu, couchsurfing itu “you can surf in my couch”. Begitulah penjelasan singkatnya.

Salah satu penulis travel book terkenal, Deedee Caniago beberapa kali surf di couch kami sebelum saya dan suami menikah. Karena suami saya selalu melakukan sesuatu itu dengan tulus dan yang terbaik yang dia bisa, akhirnya Deedee Caniago percaya banget sama suami saya. Buktinya, Deedee Caniago mencantumkan suami saya sebagai salah satu recomemded trip organizer di buku terbarunya Flaspacking Keliling Indonesia.

Hal. 298-299 Flaspacking Keliling Indonesia (Marvin Sitorus-suami saya)

Nah, itulah… Kalau kita melakukan sesuatu dengan tulus, banyak hal baik yang akan datang pada kita.  🙂

Proud of You Honey… 🙂

Hanya Untuk Buah Hatiku

Sekitar dua minggu yang lalu salah satu kawan saya ada tugas di Bali dan dia menyempatkan diri ke rumah saya. As always, kalau ketemu temen, apalagi cewek, pasti cerita-cerita, curhat-curhat, ngerumpi-ngerumpi (ujung-ujungnya!). Dan inilah sepenggal obrolan saya dengan teman saya itu.

Saya: pokoknya kalau udah punya anak nggak bakalan mikirin diri sendiri. semuanya buat anak.

Teman saya: maksudnya?

Saya: iya, jadi nggak ada deh yang namanya nyalon-nyalon, nonton-nonton, belanja-belanji. Udah nggak kepikiran yang seperti itu lagi. Punya uang dikit, pengennya ngebeliin Avi (nama anak saya, red) ini-itu.

Teman saya: waduh, berarti sekarang gw harus puas-puasin diri sendiri dong.

***

Buah Hatiku

Sejak punya anak, naluri keibuan saya jauh melebihi naluri kewanitaan saya. Maksudnya???

Jadi, sejak melahirkan semua-semuanya hanya untuk anak saya. Saya jadi jarang mikirin diri sendiri.

Punya uang sedikit, pengennya beliin baju baru untuk anak.

Punya uang sedikit, pengennya beliin mainan baru untuk anak.

Punya uang sedikit, ditabung untuk kebutuhan anak nanti.

Ga ada deh yang namanya creambath ke salon, spa, nonton, beli baju baru untuk diri sendiri, makan di luar, dll.

Yang pasti, semuanya hanya untuk buah hatiku.

Dilema Ibu Muda ^_^

Dilema (image: http://i2.squidoocdn.com)

Written by: Muthee Musyafaila

Rasa was-was ketika saya menerima pinangan seseorang yang belum lama saya kenal. Pernikahan? sebelumnya saya pernah berpikir, rasanya akan sangat indah apabila suatu hari kita dipinang oleh seorang pemuda tampan dengan khayalan khas anak muda (*seorang pangeran berkuda putih melamar cinderella) ^_^. Ketika kita masih ABG labil ^^, pernikahan adalah akhir bahagia dari segalanya..happy ending..gitu kan yang terpikir?? ternyata setelah aku merasakan pernikahan….justru pernikahan itu adalah awal dari segalanya, awal kita mengaplikasikan mimpi-mimpi masa muda kita.

Mungkin sebagian orang juga menganggap bahwa pernikahan itu akan menghancurkan segalanya (gak bisa berkarir, gak bisa kumpul-kumpul lagi sama temen-temen, gak bisa gila-gilaan de el el lah pokoknya), begitupun dengan saya, ketika itu perasaan bercampur aduk antara mimpi dan kenyataan…apakah saya siap atau tidak, apakah setelah ini kehidupan akan 180 derajat berubah menjadi asing atau tidak…de el el pokonya.

Well, akhirnya sekarang saya telah menikah ^^. benar saja…kehidupan berubah 180 derajat. Benar saja, segala sesuatunya berubah sekarang. pertama, kita harus satukan mimpi-mimpi indah dengan suami kita…harus se visi dan setujuan. kedua, kita harus senantiasa menjaga diri baik-baik dengan lingkungan sekitar entah itu teman lama ataupun teman baru..gak bisa seenaknya mejeng sana sini seperti kita masih singgle ^^. hmmm kemudian yang ketiga, belajar menyesuaikan diri bersama keluarga pasangan…justru mungkin inilah yang agak sulit…sebenernya pasti akan selalu ada kesalahpahaman karena perbedaan dua keluarga. misal ibu mertu kl masak begini, begini..begini..sedangkan kita begini..hmmm hati-hati,,itu bisa jadi boomerang buat rumah tangga kita. Sangat beruntung deh jika punya mertua pengertian ^^ (aku termasuk yg beruntung atau tidak yah*_*) hehe

setelah menikah…inilah yang aku rasakan : hidup sendirian, pisah dari orang tua dan mertua sedangkan suami kerja dalam waktu yang sangat lama. hmmm ga kebayang kan gimana bete nya dirumah???

kadang terpikir juga, pengen kerja dan nyari komunitas, sedangkan saya baru menginjak kota jakarta beberapa bulan ini, saya masih menyesuaikan diri,,,kehidupan disini sangat glamour 🙁 takut tidak bisa menyesuaikan diri bersama komunitas yang baru…

suamiku memang tidak melarangku untuk kerja dan berkomunitas, hanya saja,,aku was-was disini. hidup disebuah apartemen yang masyarakatnya super duper tidak pernah bersosialisasi…hmmmm dilema juga kan? terbersit ingin ikut pengajian,,,tapi sampai saat ini belum menemukan aja…saya ingin punya teman… ;\'(

yang ingin berteman dengan ibu muda seperti saya …yuuu ajak saya berkomunitas positif ^^. add aja fb ku \”mutiara safarah\” thanks ya ^^

Diet Setelah Melahirkan

Saya dengan Berat Badan 73kg (sesaat sebelum melahirkan)

Nggak ada hamil yang nggak bikin gendut. Normalnya berat badan ibu harus naik paling tidak sebanyak 15kg. Mengapa demikian? Karena menurut dokter, setiap bulannya berat badan ibu yang sedang hamil harus naik sebanyak 2kg. Berarti 9 x 2 = 18 kg.

Lho kok minimal 15kg bukan 18kg?

Karena di awal-awal masa kehamilan biasanya si ibu tidak nafsu makan karena mual dan muntah-muntah yang dialaminya akibat perubahan hormon dari hormon normal ke hormon kehamilan.

Anyway, mau tahu saya naik berapa kg saat hamil? 17kg! Dari berat badan 56kg jadi 73kg! Dan kenaikan berat badan itu hanya dalam 8 bulan masa kehamilan. Nggak kebayang deh kalau saya hamil 9 bulan bisa naik berapa berat badan saya… Maklum lah, sejak usia kandungan masuk bulan keempat porsi makan saya jadi seperti kuli bangunan. Selain itu dalam sehari saya bisa makan 4-5 kali.

Saat sebelum hamil, menurut saya wanita yang sedang hamil itu terlihat seksi. Tapi setelah menjalani sendiri… Yang ada stress berat ngelihat postur tubuh di depan cermin. Nggak ada seksi-seksinya sama sekali! Yang ada hanya melar dimana-mana! Stress banget deh ngeliat badan saat itu.

Seminggu setelah melahirkan saya timbang berat badan saya saat kontrol ke dokter kandungan saya. Dan saya sangat amazing melihat angka yang ditunjuk oleh jarum timbangannya. Jarumnya menunjuk ke angka 64! Wow… Dalam waktu satu minggu saja berat badan saya sudah turun 9kg!!! Ya, saya tahu, pasti pembaca bilang begini kan… “ya iyalah, dikurangi berat badan bayi, air ketuban dan ari-ari (placenta) saja sudah berapa???”. Berat badan bayi saya 3,46kg. Berat ari-ari (placenta) umumnya 0,5-0,75 kg. Berat air ketuban umumnya 0,75-1 kg. Katakan berat ari-ari (placenta) dan air ketuban bayi saya di kisaran yang paling tinggi, yaitu 0,75 kg dan 1 kg. Berarti 9 – 3,46 – 0,75 – 1 = 3,79 kg. Dalam satu minggu saya sudah bisa menurunkan berat badan saya sebanyak 3,79 kg!

Diet

Saat itu saya tidak diet apa-apa, hanya saja nafsu makan saya agak menurun setelah melahirkan. Mungkin itu salah satu yang membuat berat badan saya turun lumayan banyak hanya dalam waktu satu minggu. Selain itu, sejak pulang dari rumah sakit, saya mengurus si kecil sendiri. Tidak ada bantuan dari orangtua, pembantu atau baby sister. Saya juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan menyiapkan semua perlengkapan si kecil sendiri. Maka dari itu saya jadi sering bergerak. Nah, mungkin ini juga salah satu alasan berat badan saya cepat turun.

Seminggu berikutnya saya kontrol lagi ke dokter kandungan saya. Dan seperti biasa, saya timbang berat badan saya. Tidak ada perubahan pada angka yang ditunjuk oleh jarum timbangan. Aduh…

Minggu-minggu berikutnya tidak ada perubahan pada berat badan saya. Baju-baju saya sebelum hamil juga masih belum ada yang cukup. Saya mulai panik dibuatnya. Stress jilid kedua.

Dua bulan setelah melahirkan saya tidak bisa tinggal diam dengan berat badan ini. Saya memutuskan kalau saya harus DIET. Lalu saya browsing di internet tentang diet sehat untuk ibu menyusui yang tidak mempengaruhi produksi ASI. Dan keputusan menu diet yang saya ambil setelah baca beberapa artikel adalah diet nasi.

Ya, sejak awal September 2011 lalu, nasi bukan lagi makanan pokok saya. Bukan menjadi makanan pokok tidak berarti saya tidak mengkonsumsi nasi sama sekali lho ya… Kalau pas lagi kangen sama rasa nasi, saya mengobati rasa kangen itu dengan makan nasi paling tidak 5 sendok dan itupun sangat jarang sekali.

Sejak memutuskan untuk diet nasi, makanan sehari-hari saya hanyalah sayur kukus+bumbu pecel, protein nabati (seringnya sih tahu kukus), protein hewani (ikan, ayam, telur, dll) dan roti gandum. Pagi biasanya saya sarapan dengan 2 lembar roti gandum. Makan siang dan makan malam, ya hanya sayur kukus+bumbu pecel+protein nabati/hewani. Awalnya berat, tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa.

Sayur Kukus+Bumbu Pecel

Roti Gandum

Pasti pembaca bertanya-tanya kan… Apa nggak pusing atau badan jadi lemes kalau nggak makan nasi? Apa ASI-nya nggak jadi sedikit tuh? Jawabannya TIDAK. Badan saya tidak jadi lemas karena diet nasi. Saya bisa melakukan semua aktifitas dengan normal. ASI saya juga nggak berkurang. Malah saya merasa produksi ASI saya semakin banyak karena sayuran yang dikukus memang bagus untuk meningkatkan produksi ASI.

Hasilnya dari diet nasi? Dalam waktu 3,5 minggu pakaian saya sebelum hamil sudah cukup lagi! Yey, senangnya… 😀

Okay, selamat mencoba diet nasi dan semoga bisa memperoleh berat badan yang diinginkan.

Denpasar, 15 Oktober 2011 19:33 Wita

~celoteh istri

My (pending) Dreams

Dreaming

Kemarin saya membaca email dari seorang sahabat saya. Isinya begini:

“Vina… Km msh ada keinginan u. S2?
Cari di erasmus mundus scholarship ada u. Early childhood program master.. Misal, Marvina sdh 2-3 thn, bs km mulai prepare u. Tetap raih cita2 yah sayang… Krn kemampuan nulis vina n pemikiran km itu hrus disalurkan.. ^^”

Sampai sekarang saya belum membalas email itu karena memang saya ingin membalasnya di web ini.

Apapun yang terjadi dalam hidup saya tidak akan mengubah cita-cita saya. Saya tetap masih Vina yang dulu. Vina dengan segudang mimpi yang harus jadi kenyataan. Salah satunya yaitu melanjutkan pendidikan ke jenjang strata 2 dan menjadi staf pengajar di perguruan tinggi.

Semuanya hanya masalah waktu saja. Saat ini Avi baru 3 bulan, tidak rela rasanya kalau harus meninggalkan Avi di rumah bersama pembantu atau baby sister. Saya ingin merawat dan mengasuh Avi dengan sepenuh jiwa dan raga (halah).

Ya, benar kata sahabat saya itu, saat usia Avi 2 atau 3 tahun saya sudah bisa mempersiapkan diri untuk meraih mimpi saya yang tertunda. Dan jangan menyangka kalau saya akan meninggalkan Avi untuk meraih mimpi saya. Tidak akan. Dimanapun saya mengajar dan melanjutkan studi nanti, Avi harus ikut bersama saya.

Ya, semua ini hanya masalah waktu yang tertunda saja…

Denpasar, 12 Oktober 2011 17:54 Wita

~celoteh istri