Siapa bilang jadi istri itu mudah? Kalo menurut saya sih susah-susah gampang. Banyak enaknya dan banyak juga nggak enaknya. Gimana nggak begitu, dua orang manusia harus bersatu, hidup serumah, tinggal bareng setiap hari. Bangun tidur yang kita lihat orang itu dan mau tidur juga orang itu lagi… Fiuuuhhh, kadang rasa bosan nggak bisa ditepis.
Saya orang Jawa sedangkan suami saya campuran Batak-Ambon (beuuhhh, kombinasi yang sempurna kan? hehehe…). Tipikal orang Jawa yang kalem, lemah gemulai kayak putri Solo plus mudah sakit hati harus berhadapan dengan Tipikal orang Batak-Ambon yang kalau ngomong blak-blakan (yang sering bikin sakit hati) plus nada keras seperti orang yang lagi ngebentak. Ya, bisa dipastikan kalau sering terjadi “gonjang-ganjing” di rumah. Hahaha…
Oh iya, masih belum lagi kalau suami saya yang teramat sangat ramah (terutama sama yang namanya perempuan), berbuat hal-hal (yang menurutnya) “konyol”, tapi bikin saya cemburu setengah gila! Huaaa, bisa hancur rumah kami. Putri Solo bisa berubah menjadi monster ganas secara tiba-tiba! Wekekek…
Karena dua orang yang berbeda, otak yang berbeda dan hati yang juga berbeda harus menjadi satu maka bukan hal yang mustahil kalau terjadi kres diantara pasangan suami istri. Bigitupun juga dengan saya dan suami saya. Seringkali terjadi miskomunikasi diantara kami berdua. Saat suami saya bilang apa, saya nangkepnya kemana. Atau kalau suami saya ngomong apa saya menanggapinya dengan pemikiran yang telah “loncat dua-tiga kali” dari yang seharusnya. Tak ayal hal ini membuatnya uring-uringan karena tanggapan dari saya nggak sesuai dengan yang (mungkin) diharapkannya.
Kalau misalnya nggak ada salah satu pihak yang mau ngalah dan berjiwa besar, mungkin seumur jagung perkawinan saya telah kandas. Amit-amit deh!
Hhhmmm, jadi istri itu enak lho. Kita memiliki seseorang yang selalu ditunggu untuk pulang ke rumah. Kita punya seseorang yang pasti akan selalu menghabiskan makanan kita bagaimanapun rasa masakan itu. Kita punya seseorang yang pasti akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita punya seseorang yang pasti akan mendengarkan keluh kesah kita. Kita punya seseorang yang bisa diajak mimpi bersama dan berusaha mewujudkan mimpi itu.
Saya sampai pada satu kesimpulan menjadi seorang istri dan memiliki seorang suami itu enaknya kita memiliki teman hidup, seorang sahabat sejati. Ya, memiliki sahabat sejati. Itulah enaknya menjadi seorang istri.