My Happiness = My “Riweuh” World… :D

Anak saya (Marvina Annora Sitorus)

Siapa siiihh yang nggak pengen punya anak? Sebagian besar orang pasti ingin punya anak. Memang benar, saat kita memiliki anak rasanya kebahagiaan kita lengkap sudah. Tapi tahukah anda kalau punya anak itu juga riweuh??? Hehehe, pengalaman pribadi nih…

Waktu anak masih bayi banget (baru lahir), dia layaknya hewan nokturnal. Bukan berarti dia seperti hewan lho ya! Maksudnya cuma jam tidurnya saja yang ngaco. Siang di tidur terus kerjaannya, kalaupun bangun paling cuma minum susu, pipis n poop saja. Tapi malamnya, kita harus begadang karena si kecil yang minta main atau agak-agak “rewelita”. Waktu ini bayi juga masih sering banget ngompol dan poop. Biasanya dalam satu hari saya bisa mencuci popoknya sampai 24 lembar! Jadi kalo pas malam itu biasanya bayi terbangun karena ngompol. Saya ganti popoknya. Abis itu dia minta nenen/mik susu. Abis nenen/mik susu, eh malah poop… 😀 Yang pasti kita jadi kurang istirahat deh karena harus begadang tiap malam.

Saya tinggal di Bali tanpa pembantu atau ditemani orangtua. Jadi semuanya saya lakukan sendiri. Paling hanya masak aja yang dimasakin sama salah satu karyawan saya (soalnya dia juga masak untuk karyawan yang lain). Bukan hal yang mudah harus mengurus semua urusan rumah tangga saat kita baru melahirkan dan memiliki bayi.

Pagi, sebelum memulai aktifitas saya merendam pakaian terlebih dahulu. Setelah itu sekitar pk.7.30 Wita saya memandikan Avi (nama anak saya). Setelah mandi dan ganti baju, saya melanjutkan ritual sunbathing sampai pk.8.30 Wita. Abis itu biasanya anak saya tidur. Nah, inilah kesempatan saya mencuci pakaian, cuci piring dan nyapu. Beres ngerjain ini itu, biasanya Avi bangun sekitar 1-1,5 jam, saya temani dia. Setelah itu dia tidur lagi, kesempatan ini saya gunakan untuk setrika pakaian sambil makan siang. Beres setrika, Avi bangun lagi, nemenin Avi lagi, tapi Avi biasanya bangunnya nggak lama, terus dia tidur lagi. Nah saat inilah saya sempatkan tidur siang bareng sama Avi supaya untuk recharge tenaga.

Mata saya dan Avi sama-sama bengkak karena kelelahan (Avi umur 23 hari)

Saya terbangun dari tidur siang biasanya karena “alarm Avi” 😀 dan memang sudah waktunya bangun karena hari menjelang sore. sekitar jam setengah 4 saya memasak air panas untuk Avi mandi. Jam 4 sore saya memandikan Avi. setelah memandikan Avi, memakaikan minyak telon, bedak dan baju, biasanya Avi minta nenen/mik susu lalu dia tertidur pulas. Saat ia tidur setelah mandi ini saya manfaatkan untuk beres-beres rumah, ngepel dan mandi, kadang saya juga masak untuk makan malam. Malam harinya sembari menjaga Avi sambil nulis blog, update barang jualan di web dan aktifitas lainnya yang berkaitan dengan internet. Oh iya, ada yang lupa, disela-sela aktifitas itu saya juga harus merawat diri pasca melahirkan (minum jamu, obat dan yang terpenting adalah merawat luka bekas operasi caesar). Satu hal yang harus diingat, aktifitas itu nggak selamanya berjalan mulus karena seringkali saya belum selesai cuci baju/setrika, tapi Avi sudah terbangun.

Ketika bayi saya berumur 1-1,5 bulan intensitas ngompol dan juga poopnya berkurang banyak, artinya keriweuhan mulai berkurang :D. Jam tidurnyapun mulai teratur. Siang hari dia tidur 3-4 kali. Malam hari selepas pukul 23.00 Wita Avi sudah mulai bisa tidur nyenyak. Kalaupun terbangun hanya minta nenen/mik susu saja. Jam bangunnya saat malam hari juga teratur, jam 1 dini hari, jam 3-4 subuh, lalu jam 6 pagi. Saya jadinya juga bisa istirahat dengan lebih nyaman di malam hari.

Senyum Avi setelah "nangis heboh" 😀 (Avi umur 19 hari)

Riweuhnya punya bayi juga terasa saat saya harus pergi ke suatu tempat. “printilan” si kecil pasti banyak sekali yang harus dibawa juga, misalnya satu tas berisi baju ganti, pempers, minyak telon, bedak, tissue basah, kapas, termos air panas, botol susu dan juga susu bubuknya. masih belum lagi gendongan, bantal dan kasur kecil untuk Avi.

Ya, saya baru merasakan riweuhnya punya anak setelah mengalami sendiri. Dan inilah yang tidak terbayangkan oleh saya sebelum memiliki anak. Tapi seriweuh-riweuhnya hidup saya saat ini dan secapek-capeknya badan saya, semua terbayar saat saya becanda dengan si kecil. Saat kami saling tatap, saat dia tersenyum pada saya dan saat saya berhasil membuatnya tertawa cekikikan (walaupun akhirnya membuat dia cegukan), tidak ada lagi kata riweuh terlintas di benak saya.

Denpasar, 24 November 2011 12.20

~celoteh istri