Suami Saya LEBIH DARI MARIO TEGUH

Mario Teguh, salah satu motivator di Indonesia yang saat ini sedang naik daun. Show-nya setiap seminggu sekali tayang di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Melalui kata-katanya, secara langsung ataupun tidak langsung Mario Teguh mampu memotivasi sebagian orang di Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Suami Saya (Marvin Sitorus)

Suami Saya (Marvin Sitorus)

Lain Mario Teguh, lain pula suami saya. Orang luar melihat suami saya sebagai sosok yang “slenge’an” dan kadang suka seenaknya sendiri. Ya, memang begitu adanya. Apalagi kalau orang sudah ngobrol dengan suami saya, pasti nggak bakalan ada yang percaya kalau suami saya (menurut saya) juga salah satu motivator yang handal. Gimana bakalan percaya, kalau udah ngobrol sama orang lain, suami saya seringkali membubuhi dengan kelakarnya yang bisa membuat semua orang yang mendengarnya tertawa.

Akan tetapi, setelah sekian tahun saya mendampingi suami saya, saya melihat sisi lain dari dirinya. Saya menemukan bahwa suami saya bisa juga dikategorikan sebagai motivator.

Jadi begini, saat ini untuk mendukung usaha kami, kami memiliki dua driver tetap dan beberapa driver freelance. Setelah mereka pulang kerja, kadang mereka ngobrol dengan suami saya. Nah saya seringkali mencuri dengan obrolan driver-driver itu dengan suami saya.

Memang, di satu sisi suami saya sangat humoris. Tapi ada sisi lain dalam dirinya yang kalau sudah bicara serius, bisa mencuci otak orang lain. Hal inilah yang diterapkannya jika sedang ngobrol serius dengan para driver kami.

Suami saya tidak ingin driver-driver kami hanya mentok di profesi itu. Suami saya ingin suatu saat nanti mereka bisa mandiri dan menjadi mitra kerja kami yang setara. Karena menurutnya, yang namanya hidup harus ada perubahan. Dan perubahan tersebut haruslah menuju yang lebih baik.

Dengan caranya, suami saya mampu mencuci otak driver-driver kami yang dulunya hanya berpikiran (maaf) kuli menjadi memiliki sedikit pemikiran untuk bisa menjadi pengusaha supaya hidupnya nanti bisa menjadi lebih baik. Selain “mencuci otak” driver kami, suami saya juga mengarahkan mereka bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang pengusaha. Nah disinilah saya menilai kalau suami saya LEBIH DARI Mario Teguh.

Mengapa saya menyimpulkan demikian? Karena menurut saya, suami saya benar-benar mengantarkan orang lain untuk meraih suksesnya, tidak hanya sekedar ngomong doang begini-begitu.

Suami saya melakukan semua itu karena dia berkaca dari Oma dan Opanya dulu. Oma dan Opa suami saya memiliki beberapa abdi yang setia. Tapi setelah Oma dan Opa suami saya meninggal, abdi-abdi tersebut hidupnya menjadi tidak jelas. Nah, dari situlah suami saya bertekad kalau ada orang yang bekerja dengannya, dia akan menjadikan orang itu mandiri. Supaya jika suatu saat nanti mereka sudah tidak bekerja lagi dengan suami saya, mereka bisa hidup mandiri. Sungguh mulia bukan?

Di mata saya, suami saya LEBIH DARI Mario Teguh. Dan ia merupakan salah satu motivator yang handal.