Berbeda = Bubar?

Halo para istri dan para pembaca celotehistri.com,

Ini adalah posting pertama saya setelah entah sudah berapa lama vacum di dunia perblogan. Di posting pertama ini saya mau bahas tentang… ya tentang apa lagi kalau bukan tentang kehidupan berumah tangga. Yap, tentang kehidupan rumah tangga, terutama tentang hubungan di antara suami-istri.

Suami dan istri, 2 individu yang tentu berbeda, jenis kelaminnya saja berbeda. Waktu masih pacaran atau di awal pernikahan, perbedaan itu masih nggak terlalu kentara karena seringnya kita merasa cocok dengan seseorang karena memiliki banyak persamaan. Tapi, lambat laun, seiring dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit perbedaan mulai terasa apalagi kalau ditambah dengan kekurangan atau keburukan pasangan yang baru kita ketahui. Wuiiihhh… bisa-bisa bikin salah satu pihak merasa nggak nyaman dan akhirnya hari-hari dipenuhi dengan cek-cok, yang bukan nggak mungkin kalau berakhir dengan kata cerai.

Ya, perbedaan-perbedaan yang ada bisa menuju ke tahap bubarnya suatu pernikahan. Tapi apa nggak bisa gitu nggak bubar dengan segala macam perbedaan yang menyelimuti kehidupan berumah tangga? Jawabannya tentu saja bisa!
Continue reading →

Kesedihan Istri by Tri

Ya Allah…
Apa salah hamba. Engkau menghukum hamba sampai seberat ini. Engkau Maha Tau ya Allah…

Begitu besar rasa cinta saya pada suami, keluarganya dan keluargaku sendiri. Saya merasa sangat sedih dan terpukul. Saya mengira keadaannya tidak akan seperti ini. salahku juga tidak pernah mau mendengar nasehat orangtua.

Saya telah berbohong pada ibu. Sebenarnya semua dari lamaran hingga nikah, semua memakai uang saya sendiri. Uang suami tidak ada.

Memang benar kata orangtua. Suatu lamaran itu pencerminan tanggung jawab suami. Ketika awal mau mendapatkan tidak usaha apa lagi kedepannya? Continue reading →

Dilema by Fadhilah Huda

Assalamualaikum…

Saya mau tanya, saya telah menikah 2 athun yang lalu, dan telah memiliki seorang putri. Selama menjalani kehidupan rumah tangga, suami saya bekerja sebagai seles. Lebih besar gaji saya daripada gaji suami saya.

Beberapa bulan terakhir ini malah suami saya tidak bekerja. Selama ini kami lebih banyak pakai uang gaji saya karena gaji dia pun habis untuk keperluannya sendri (transport dan rokok saat bekerja). Jadi di rumah tangga saya belakangan ini ada masalah keuangan, sehingga utang menumpuk.

Orangtua kami pun ikut campur. Saya masih ingin memperthankan rumah tangga kami. Sementara orangtua saya tidak setuju karena suami saya lalai dari tanggung jawab.

Apa solusi untuk masalah saya? Terima kasih sebelumnya.

Suamiku Seorang Pecandu by MRS.XX SR

Dear all…

Aku sudah berumah tangga sekitar 4 tahun lebih. Kini usiaku baru 25 tahun dan aku sudah memiliki 2 orang putra. Aku mengenal suamiku sejak kami berpacaran memang seorang pemakai narkoba. Dan aku sendiri juga gadisnya bukanlah seorang gadis yang alim.

Setelah pacaran kami mulai serius. Kami memutuskan untuk meninggalkan dunia kami masing-masing dan membina rumah tangga yang normal seperti yang lainnya. Dia berjanji untuk meninggalkan narkobanya. Begitu juga aku, meninggalkan hobby dunia malamku bersama teman-temanku (dugem). Continue reading →

Keadaan yang Tak Kubayangkan by Mom Akha

Keadaan yang tak pernah kubayangkan:

  1. Tinggal bersama mertua, adik ipar & keponakan
  2. Tiap hari suami sibuk kerja cuma wekeend seminggu sekali
  3. Aku lagi hamil 7 bulan dan sebentar lagi lahiran
  4. Ekonomi yang tidak memadai

Kebayang nggak sih???

Perlu diketahui aku anak tunggil alias dari orok aku cuma tinggal sama ibu dan bapak. Dan sekarang aku tinggal dengan 9 orang bo! Di dalam “1 mangkok” pula!!! It’s amazing!!! Bukannya nggak mau kost atau ngontrak, tapi keadaan yang serba siput! Well, dinikmati aja hidup ini.

Aku dan Sepenggal Kisah by Moms Nano

29 Mei2011, aku menikah dengan anggota polisi dan mempunyai dua anak cewek dan cowok. Anak pertamaku cewek, sekarang berusia 2 tahun. Dan anak keduaku cowok berusia 1 tahun.

Saat kelahiran anak pertama kami rumah tanggaku masih baik-baik saja. Suamiku selalu perhatian kepada aku dan anakku. Setelah anak pertamaku berusia 3 bulan aku dinyatakan positif hamil anak kedua yang berjenis kelamin cowok. Lengkaplah sudah kebahagiaan kami mempunyai sepasang anak. Akan tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama semenjak kehamilan anak kedua.

Suamiku berubah, dia berselingkuh dengan perempuan yang dikenalnya melalui pesan singkat. Aku kaget, menangis dan marah, tetapi hal itu aku maafkan karena suamiku meminta maaf kepadaku. Dia khilaf dan tidak akan mengulanginya lagi.

Sebagai istri aku tetap harus memaafkan kesalahan suami jika dia khilaf. Tetapi tidak sampai disitu penderitaanku. Suamiku sering pulang pagi dan mabuk-mabukan padahal kondisi saat itu aku sedang hamil besar. Walaupun aku berusaha marah tetapi aku selalu memaafkan keselahan suamiku. Continue reading →