Rumah tanggaku sudah terjalin 7 tahun. Untuk menuju ke pernikahanpun dulu aku penuh perjuangan karena orangtuaku nggak setuju dengan suamiku yang saat itu hanyalah seorang pria yang masih kuliah dan belum memiliki pekerjaan. Tapi cinta mengalahkan semua, sampai akhirnya kita menikah dan aku rela meninggalkan bangku sekolah.
Tahun pertama pernikahanku ekonomi rumah tangga sangat kurang karena suami belum bekerja dan dia masih banyak pengeluaran untuk kuliahnya. Tahun kedua pernikahan aku hamil dan memiliki jagoan kecil yang sangat lucu. Dengan kehadiran anakku biaya rumah tangga semakin banyak sehingga aku memutuskan bekerja di kantor kakakku.
Satu tahun aku bekerja aku diizinkan kuliah. Seluruh biaya kuliah di tanggung kakakku. Sampai rumah dan semua kebutuhanku juga diberi oleh kakakku. Suamiku dan anakku kuboyong ke tempatku. Aku juga meminta tolong pada kakakku untuk memasukkan suamiku menjadi PNS. Dan syukur Alhamdulilah suamiku masuk CPNS. Aku berharap ekonomi kami bisa teringankan kalau suamiku jadi PNS.
Tapi tak kusangka itu semua menjadi malapetaka rumah tanggaku. Dua tahun jadi CPNS suamiku telah resmi jadi PNS 100%. Dari situ suamiku punya perkumpulan PNS seangkatan dan sering mengadakan makan bersama, buka bersama, rekreasi bersama satu angkatan. Aku pun tidak pernah melarang suamiku ikut acara kumpul-kumpul sama teman-temannya karena aku sendiri sibuk kuliah kesehatan dan praktek di rumah sakit.
Aku nggak pernah curiga pada perkumpulan mereka. Sering sekali suamiku pamit keluar alasannya main sama teman-temannya. Sampai akhirnya aku sering mergokin suamiku telepon dengan seseorang mesra sekali. Kalau pas aku samperin pasti suamiku langsung matiin teleponnya. Saat aku tanya siapa yang telepon, dia jawab temanku.
Dan tanpa sepengetahuan suamiku aku buka hpnya, lalu aku lihat daftar panggilan masuk bernama Santi dan ada sms juga dengan nama Santi yang mengajak suamiku janjian di bengkel. Dan masih banyak lagi sms-sms dari Santi. Aku pun langsung tanya pada suamiku, tapi jawabnya itu hanya teman. Aku pun percaya begitu saja. Aku memang selalu percaya pada suamiku.
Aku juga sering meninggalkan suamiku beberapa bulan untuk urusan praktek kuliah di luar kota, umroh, dan sebagainya. Karena itu aku pun tak pernah curiga suamiku tak pernah pulang pada jam istirahat plus pulang kerja selalu lebih sore dari biasanya. Kalau aku tanya selalu dia jawab lembur.
Saat aku lulus kuliah, sehari setelah wisuda suamiku di tugaskan diklat ke luar kota selama 4 hari. Aku pun tak menaruh curiga. Namun setelah suamiku datang dari diklat, entah kenapa rasanya hati kecilku menyuruh aku untuk membuka facebooknya. Malam itu aku membuka facebook suamiku saat dia tidur. Di FB itu ada permintaan pertemanan dari Santi dan aku terima. Setelah itu aku lihat profil dan status dia. Betapa terkejutnya aku melihat foto yang baru saja dia share di FB. Dia foto di dalam mobilku dan di sekitar pantai. Aku pun nggak kuat. Aku langsung tanyakan pada suamiku tapi dia tetap saja ngeles kalau itu bukan mobilku.
Mulai saat itu aku sudah yakin kalau suamiku dan Santi ada hubungan yang akhirnya terkuak juga hubungan mereka. Santi sendiri yang kirim pesan ke aku menceritakan bahwa mereka sudah berhubungan 8 bulan lamanya dan sekarang Santi mengaku sedang hamil 3 bulan, anak dari suamiku. Tangiskupun pecah. Rasanya dunia ini runtuh mengetahui hal itu. Aku pun langsung meminta pulang ke rumah orangtuaku. Suamiku menangis meminta maaf kepadaku dan orangtuaku.
Awalnya aku bersikeras mau mengurus surat cerai. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi aku kasihan dengan anakku. Karena anakku yang akan jadi korban dari perceraian ini. Akhirnya aku pun ikut kembali pulang bersama suamiku. Tapi meskipun aku tak jadi cerai, rumah tanggaku rasanya tak seperti dulu lagi. Setiap hari selalu dibumbui pertengkaran.
Kenapa aku yang selalu setia dan cinta pada suamiku di balas seperti ini ya Allah???