Ya Allah…
Apa salah hamba. Engkau menghukum hamba sampai seberat ini. Engkau Maha Tau ya Allah…
Begitu besar rasa cinta saya pada suami, keluarganya dan keluargaku sendiri. Saya merasa sangat sedih dan terpukul. Saya mengira keadaannya tidak akan seperti ini. salahku juga tidak pernah mau mendengar nasehat orangtua.
Saya telah berbohong pada ibu. Sebenarnya semua dari lamaran hingga nikah, semua memakai uang saya sendiri. Uang suami tidak ada.
Memang benar kata orangtua. Suatu lamaran itu pencerminan tanggung jawab suami. Ketika awal mau mendapatkan tidak usaha apa lagi kedepannya?
Ternyata setelah saya jalani benar adanya. Gaji suami hanya cukup untuk membayar kredit motor. Nafkah anak dari istri dulu, plus untuk bayar listrik dan air. Sisanya? tak seberapa! Untuk kebutuhan keluarga sehari-hari pun tidak cukup.
Gaji saya sudah dipotong kantor untuk angsuran BPKB yang digadaikan bapak dan untuk jasa merawat anak saya. Gaji saya lebih sedikit dari suami. Hingga akhirnya saya pinjam pada orang. Pinjam, pinjam, pinjam. Hingga tutup lubang dan buka lubang. Salah saya tidak berkata jujur punya hutang. Tapi, itu semua kan saya lakukan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Suami menilai saya tidak jujur dan marah-marah. Hingga saya dikatain yang seharusnya tidak dikatakan (Lonte). Allah maha tau.
Saat ini saya tidak bisa berkata lagi. Suami sudah berkata tidak percaya dan tidak ingin bersama saya lagi sampai mengatakan “Koe Gatel!”. Hati saya teriris-iris sakit.
Saya semakin gelap mata. Saya coba googling. Eh… Saya malah ditipu. Bukannya dapat pinjaman, malah memberikan uang. Saya bercerita pada kakak saya yang baru saja datang dari Jakarta. Kakak bercerita pada suami dan sekarang benar-benar marah. Melihat matanya pun sudah berbeda pandangannya, bukan cinta kasih tapi penuh kebencian.
Ya Allah… Kenapa Engkau memberikan ujian seberat ini? Apa yang harus hamba lakukan ya Allah…
Suami sudah tidak mau memberi solusi, malah menantang untuk berpisah.
Tolong, tindakan apa yang seharusnya saya ambil? Berlanjut atau berakhir?
Hamba pasrah ya Allah… Yang terpenting hamba tertutup untuk kebaikan, bukan untuk berbohong.
Tolong berikan lah petunjukMu… Amin…