Apa yang Harus Saya Lakukan Jika Begini Terus? by Vidie Lubis

Saya Ibu dari 1 anak laki-laki yang kini berusia hampir 4 tahun. Pernikahan saya, sangat hambar, nggak jelas rasa. Mungkin karna dari awal, pernikahan kami sudah salah.

Kami menikah tahun 2009, tanpa dihadiri oleh 1 orangpun keluarga dari suami. Hal itu dikarenakan mereka tidak menginginkan pernikahan ini terjadi hanya karena salah paham dan mereka merasa keluarga saya terlalu jauh dengan mereka secara latar belakang, baik kemampuan, pendidikan, dan sebagainya. Sampai detik ini, setiap kali bertengkar, suami selalu mengingatkan dengan nada keras, bahwa sayalah penyebab dia mendurhakai kedua orang tuanya. Padahal kesepakatan nikah itu, dari kami berdua, dan saya tidak pernah memaksakan, jika memang dia tidak berkehendak.

Sampai detik ini, keluarganya masih tidak ingin berhubungan dengan keluarga besar saya padahal niat baik selalu di ungkapkan oleh keluarga besar saya, terutama orang tua saya. Saya hanya bisa bersabar dengan keadaan ini. Berharap mereka melunakan hati untuk menerima semua kenyataan ini. Walau sedih rasanya melihat orang tua saya yang berharap hubungan jauh lebih baik dengan siapapun.

Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan penghasilan yang lumayan dan posisi yang lumayan strategis juga. Sedangkan suami hanya bekerja mencari orderan ke tempat-tempat yang dia kenal untuk pekerjaan borongan.

Sebenarnya saya tidak pernah ada masalah dengan itu. Namun, suami tidak pernah mau mengeluarkan uang sedikitpun per bulannya. Bahkan ketika saya hanya minta dana 1 juta perbulan, diapun masih keberatan dengan alasan pekerjaannya yang belom jelas, dan sebagainya.

Setiap bulan gaji saya digunakan untuk bayar cicilan motor, asuransi kesehatan saya, sekolah anak (Play group), makan sehari-hari, belanja bulanan, dan pengeluaran lain-lain seperti gas, aqua, jajan, dan lain-lain.

Selain tidak mau mengeluarkan uangnya, suami saya selalu mengatakan saya ini nggak bener, kerja nggak pernah bisa nabung, nggak bisa menghasilkan apa-apa, dan lain-lain. Kadang saya ingin teriak bahwa uang saya itu masuk ke perut kalian semua ini. Tapi apa daya, pasti akan menyulut pertengkaran dan membuat saya stress.

Saya hanya bisa bersabar dengan semua ini. Tapi sampai kapan? Saya juga capek dengan semua ini. Yang saya tahu, saya bertahan sampai detik ini, karna anak kami. Selebihnya, saya sudah capek melewati semua ini.

Mohon saran dan masukkannya, hal apa yang harus saya lakukan?

Leave a Reply